BANTEN, BeritaKilat.Com – Jamaluddin atau Jamal, satu dari 8 pekerja tower Telkomsel yang menjadi korban penembakan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Papua merupakan warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Hingga Minggu, 6 Maret 2022, pihak keluarga masih menunggu kabar mengenai proses evakuasi Jamal yang masih berada di lokasi kejadian di sekitar Tower Base Transceiver Station (BTS) 3, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.
Diketahui, Jamal merupakan karyawan teknik PT Palapa Timur Telematika yang mengelola Tower BTS Telkomsel. Jamal sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai teknisi tower di perusahaan tersebut.
Karangan bunga ucapan duka dari PT Palapa Timur Telematik terlihat di pekarangan rumah orang tua Jamal di Kampung Pasireurih RT002/RW006 Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Pihak keluarga meminta kepada pemerintah agar segera melakukan evakuasi jenazah Jamal dan meminta agar jasadnya diantarkan ke rumah duka untuk dimakamkan.
“Karena sudah beberapa hari di sana, dengan kondisi yang memang sulit juga untuk evakuasi. Harapan terbesar itu, supaya jenazahnya cepat dievakuasi dan diantar,” kata Aji, kakak kandung Jamal saat berdialog dengan Anggota DPR RI, Iip Miftahul Khoiry yang datang ke rumah korban, Minggu siang, 6 Maret 2022.
Iip Miftahul Khoiry yang merupakan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) mengaku kaget ketika mendapat kabar bahwa salah satu korban penembakan pekerja Tower Telkomsel di Papua adalah warga di daerah pemilihannya.
“Setelah terkonfirmasi bahwa betul salah satu korbanya adalah warga Lebak, kami ke sini untuk menyampaikan duka, kepada keluarga agar tabah. Kita doakan semoga almarhum husnul khotimah,” kata Iip di hadapan ibunda Jamal dan keluarga.
Juheti (50) ibu dari Jamaluddin saat itu tidak banyak berbicara. Ia hanya terdiam dan sesekali mengusap air mata, menunjukkan kesedihan yang mendalam atas kepergian Jamal, anak ke-3 dari 5 bersaudara.
Saat dialog dengan, pihak keluarga sempat menyesalkan karena tidak adanya pengawalan dari aparat pada saat para pekerja memperbaiki tower di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Selain itu, pihak keluarga juga meminta pertanggungjawaban dari perusahaan tempat Jamal bekerja, untuk memberikan kompensasi.
"Kita berharap pemerintah turun tangan, khususnya aparat keamanan di sana TNI Polri untuk segera mengevakuasi para korban. Tentu harapan kita juga agar pelaku ditindak, dan berharap tidak ada kejadian serupa lagi yang menimpa masyarakat sipil. Mereka para korban adalah pahlawan telekomunikasi," tutur Iip.(*/Red)