Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan

Diterpa Isu Tak Sedap Terkait Terbitnya Surat Rekomendasi Penunjukan Ketua DPRD Lebak, Kantor DPC PDIP Kabupaten Lebak Digeruduk Massa Kolaborasi LSM dan Masyarakat

September 18, 2024

 


LEBAK, BeritaKilat.com – Sejumlah Massa yang mengaku berasal dari Kolaborasi Antar Lembaga dan Masyarakat Kabupaten Lebak, menggeruduk Kantor DPC Partai PDI Perjuangan di Jalan Dalem Sumur Buang Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak. Rabu 18 September 2024.

Koordinator massa Yayat Ruyatna saat ditemui wartawan menjelaskan, kedatangan sejumlah ketua LSM, Organisasi Wartawan dan Masyarakat tersebut, bertujuan untuk mempertanyakan terkait isu adanya penunjukan Ketua DPRD Lebak sebagai partai pemenang pemilu yang tidak sesuai dengan pengajuan DPC PDIP Lebak. 

“Karena ini akan menentukan hajat hidup masyarakat Lebak kedepan, kami perlu mempertanyakan kebenaran isu ini kepada Pengurus DPC PDIP Kabupaten Lebak, selain itu, kami menilai hal ini akan menjadi preseden buruk bagi pendidikan dan kaderisasi politik di kabupaten Lebak,” ungkap Yayat Ruyatna yang juga Ketua Forum LSM Lebak ini. 

Lebih lanjut Yayat Ruyatna mengatakan, selalu masyarakat dan kontrol sosial yang ada di kabupaten Lebak, pihaknya mempertanyakan seperti apa sebetulnya aturan partai ini dalam merekomendasikan  kadernya menjadi ketua Dewan sebagai pemenang pemilu, karena jika ini sudah menyangkut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bukan hanya partai saja yang punya hak, kami selaku masyarakat perlu mengkritisi kebijakan yang diambil karena ini menyangkut hajat hidup masyarakat Kabupaten Lebak dan Ketua DPRD itu milik masyarakat. 

“1,3 juta kurang lebih masyarakat Kabupaten Lebak berharap kepada Ketua Dewan sebagai wakil kami di legislatif, jadi tolong di jelaskan oleh DPC PDIP agar kami mendapat informasi yang utuh tanpa ada yang ditutupi,” Tegas Yayat Ruyatna.

Hal senada dikemukakan oleh Toni Firmansyah Ketua Lembaga Aliansi Indonesia Komando Garuda Sakti Kabupaten Lebak. Ia mempertanyakan mekanisme penunjukan atau rekomendasi Ketua Dewan yang menjadi acuan partai PDIP. 

“Saya ingin mempertanyakan bagaimana sebetulnya mekanisme internal partai ini dalam memberikan rekomendasi, apakah melalui penunjukan sesuai keinginan Ketua partai atau pemenang suara terbanyak partai,” imbuh Toni. 

Sementara itu, sekretaris  DPC PDIP Kabupaten Lebak, Rudi Kurniawan didampingi Jojo Kepala Bidang Organisasi, mengucapkan selamat datang dan rasa terimakasihnya kepada para Ketua LSM dan Wartawan serta masyarakat atas kepeduliannya terhadap para kader terbaik Partai ini yang sudah melakukan perjuangan selama pileg kemarin sehingga menghasilkan suara terbanyak dan menjadi pemenang dalam kontestasi pesta demokrasi tahun 2024 di kabupaten Lebak. 

“menanggapi polemik yang sedang terjadi saat ini terkait isu yang kawan kawan kemukakan tadi, perlu saya sampaikan, paska pileg kemarin ada 7 kader terbaik partai yang berhasil duduk menjadi anggota legislatif Kabupaten Lebak 2024 - 2029. Kami bersyukur dalam perjalanan nya, kami mendapat suara terbanyak sehingga kami berhak untuk mendapatkan jatah Ketua DPRD Lebak. Hal ini tentu saja didapatkan dari hasil perjuangan dan kerja keras para kader partai yang mengikuti kontestasi ini, namun demikian partai punya mekanisme dalam mengusung calon yang akan menduduki jabatan sebagai ketua Dewan, mulai dari pimpinan yang bersifat sementara sampai dengan pimpinan yang Definitif. Dalam hal ini kami selalu DPC taat dan patuh terhadap DPP dan aturan partai, selaku DPC kami sudah menjalankan intruksi intruksi serta arahan DPP partai. Tahapan awal DPRD bersurat kepada kami untuk mengusulkan pimpinan sementara, kemudian kami balas surat tersebut dengan mengusulkan saudara Junaedi Ibnu Jarta yang kebetulan juga beliau sebagai ketua DPC Partai PDIP Kabupaten Lebak dan menjadi caleg yang mendapatkan suara terbanyak. Beberapa bulan kemudian karena ini bersifat sementara, maka harus segera ditunjuk Ketua definitif, untuk diketahui oleh kawan kawan semua bahwa dalam penunjukan ketua sementara itupun kami harus mendapatkan rekomendasi dari DPD dan itu sudah kami dapatkan dengan menunjuk saudara Junaedi Ibnu Jarta sebagai ketua sementara. Kemudian singkatnya setelah melalui rapat pleno dan berbagai dinamika yang ada didalam internal partai maka kami berkonsultasi dengan fraksi kemudian mendapatkan surat dari fraksi yang ada di DPRD yang isinya mendukung saudara Junaedi Ibnu Jarta untuk mengisi kursi Ketua DPRD. Namun memang patut disayangkan dalam dinamika yang terjadi di internal partai ada oknum yang menyebarkan isu bahwa sudah ada surat rekomendasi dari DPP untuk seseorang diluar dari 3 orang yang kami ajukan tersebut yang akan mengisi kursi Ketua DPRD sehingga secara otomatis membuat gaduh dan polemik seperti yang terjadi saat ini, jadi kami saat ini sedang menunggu jawaban dari rekomendasi yang kami ajukan tersebut karena sampai sampai saat ini kami di DPC belum menerimanya,” terang Rudi Kurniawan. 

Pada kesempatan yang sama Kepala Bidang Organisasi DPC Kabupaten Lebak Partai PDIP Jojo menambahkan, ia berharap kepada semua pihak untuk mendinginkan suasana agar tidak berkembang kemana – mana. 

“Kita tunggu saja dan untuk sementara waktu kita coolingdown aja dulu sambil menunggu keputusan DPP, saya yakin DPP akan melakukan hal yang terbaik buat kadernya di kabupaten Lebak,” pungkasnya. (Red) 


Diperiksa Bawaslu Lebak, Regen Tegaskan Pesta Rakyat Tidak Memakai Uang Negara

September 10, 2024

 


LEBAK, BeritaKilat. Com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, Regen Abdul Haris menyatakan pesta rakyat yang ia gelar beberapa waktu lalu sama sekali tidak memakai uang negara. Seluruh kegiatan itu didanai oleh uang pribadi dan perusahaanya, mulai dari sewa artis pengisi sampai dengan acara jalan santai.

Pernyataan Regen tersebut diutarakan saat dirinya selesai menjalani pemeriksaan di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lebak, lantaran adanya laporan dari masyarakat ke Bawaslu.

"Saya sama sekali tidak menggunakan uang negara. Karena semua biaya yang dipakai dalam acara pesta rakyat merupakan dana yang berasal dari pribadi. Jadi tidak ada itu uang negara yang dipakai, apalagi saat acara itu saya belum mendapatkan gaji dari negara," kata Regen Abdul Haris, kepada sejumlah wartawan, di Kantor Bawaslu Lebak, Selasa (10/09/2024).

Menurut Regen, pesta rakyat yang digelar juga mengundang seluruh elemen masyarakat Lebak, artinya siapapun boleh menghadiri termasuk bakal calon Bupati Lebak Hasbi Jayabaya-Amir. Jadi tidak ada undangan satupun dikhususkan kepada seseorang, lantaran pesta rakyat itu merupakan agenda rutin tahunan yang dilakukan oleh dirinya dan masyarakat Desa Kadu Agung Timur, Kecamatan Cibadak.

Selaku warga negara yang baik kata Regen, pihaknya mematuhi aturan dengan cara memenuhi panggilan dari Bawaslu Lebak. Dengan begitu, semua permasalahan harus clear dan selesai sesuai dengan aturan.

"Namanya juga dinamika, pesta rakyat yang saya gelar merupakan agenda tahunan untuk menghibur warga Desa Kadu Agung Timur. Jadi tidak ada undangan khusus kepada seseorang, siapapun boleh hadir, termasuk bakal calon Bupati Lebak yang diusung oleh partai saya yaitu PPP," tegas Regen

Ketua Bawaslu Lebak, Dede Hidayat membenarkan adanya anggota DPRD Lebak mendapatkan pemeriksaan terkait kegiatan pesta rakyat yang digelarnya. Pemeriksaan itu dilakukan setelah adanya laporan dari elemen masyarakat.

"Iya, diperiksa karena ada laporan dari masyarakat, ya kita terima laporan itu dan memproses sebagai mana aturan," kata Dedi.

Diberitakan sebelumnya anggota DPRD terpilih saat itu, Regen Abdul Haris mengadakan pesta rakyat sebagai bentuk syukur dan memperingati hari Kemerdekaan RI.

Namun acara itu mendapatkan sorotan karena menghadirkan  salah satu Paslon Bupati dan Wakil Bupati Lebak. (Sopian)

Politik Keabadian Vladimir Putin

Juli 29, 2024


Oleh Timothy Snyder 

Sejak mengkonsolidasikan kekuasaannya melalui pemilu yang curang pada awal dekade ini, pemimpin Rusia telah mempelopori politik ancaman fiktif dan musuh yang diciptakan.

Orang Amerika dan Eropa telah dibimbing melalui abad baru kita oleh apa yang saya sebut politik keniscayaan – suatu perasaan bahwa masa depan hanyalah sebagian dari masa kini, bahwa hukum kemajuan sudah diketahui, bahwa tidak ada alternatif, dan karena itu tidak ada yang perlu dilakukan. Dalam versi kapitalis Amerika dari cerita ini, alam membawa pasar, yang membawa demokrasi, yang membawa kebahagiaan. Dalam versi Eropa, sejarah membawa bangsa, yang belajar dari perang bahwa perdamaian itu baik, dan karenanya memilih integrasi dan kemakmuran.

Sebelum runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, komunisme memiliki politik keniscayaannya sendiri: alam memungkinkan teknologi; teknologi membawa perubahan sosial; perubahan sosial menyebabkan revolusi; revolusi mewujudkan utopia. Ketika hal ini ternyata tidak benar, para politisi Eropa dan Amerika yang mendukung keniscayaan menang. Orang Eropa menyibukkan diri dengan menyelesaikan pembentukan Uni Eropa pada tahun 1992. Orang Amerika beralasan bahwa kegagalan kisah komunis menegaskan kebenaran kisah kapitalis. Orang Amerika dan Eropa terus menceritakan kisah keniscayaan mereka sendiri selama seperempat abad setelah berakhirnya komunisme, dan dengan demikian membesarkan generasi milenium tanpa sejarah.

Politik Amerika yang tak terelakkan, seperti semua kisah semacam itu, menentang fakta. Nasib Rusia , Ukraina, dan Belarus setelah 1991 menunjukkan dengan cukup jelas bahwa jatuhnya satu sistem tidak menciptakan lembaran kosong di mana alam menghasilkan pasar dan pasar menghasilkan hak.

Irak mungkin telah mengonfirmasi pelajaran ini, jika para penggagas perang ilegal Amerika merenungkan konsekuensi bencananya. Krisis keuangan tahun 2008 dan deregulasi sumbangan kampanye di AS pada tahun 2010 memperbesar pengaruh orang kaya dan mengurangi pengaruh pemilih. Ketika kesenjangan ekonomi meningkat, cakrawala waktu menyempit, dan lebih sedikit orang Amerika yang percaya bahwa masa depan akan lebih baik dari masa kini. Karena tidak memiliki negara fungsional yang menjamin barang-barang sosial dasar yang dianggap biasa di tempat lain – pendidikan, pensiun, perawatan kesehatan, transportasi, cuti orang tua, liburan – orang Amerika bisa kewalahan menghadapi setiap hari, dan kehilangan rasa akan masa depan.

Runtuhnya politik keniscayaan mengantar pada pengalaman waktu yang lain: politik keabadian . Sementara keniscayaan menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi semua orang, keabadian menempatkan satu bangsa di pusat cerita siklus korban. Waktu bukan lagi garis menuju masa depan, tetapi lingkaran yang tanpa henti mengembalikan ancaman yang sama dari masa lalu. Dalam keniscayaan, tidak seorang pun yang bertanggung jawab karena kita semua tahu bahwa detailnya akan beres dengan sendirinya menjadi lebih baik; dalam keabadian, tidak seorang pun yang bertanggung jawab karena kita semua tahu bahwa musuh akan datang tidak peduli apa yang kita lakukan. Politisi keabadian menyebarkan keyakinan bahwa pemerintah tidak dapat membantu masyarakat secara keseluruhan, tetapi hanya dapat menjaga dari ancaman. Kemajuan memberi jalan bagi malapetaka.

Saat berkuasa, politisi abadi menciptakan krisis dan memanipulasi emosi yang dihasilkan. Untuk mengalihkan perhatian dari ketidakmampuan atau keengganan mereka untuk melakukan reformasi, mereka memerintahkan warga negara mereka untuk mengalami kegembiraan dan kemarahan dalam waktu singkat, menenggelamkan masa depan di masa kini. Dalam kebijakan luar negeri, politisi abadi meremehkan dan membatalkan pencapaian negara-negara yang mungkin tampak seperti model bagi warga negara mereka sendiri. Dengan menggunakan teknologi untuk menyebarkan fiksi politik di dalam dan luar negeri, politisi abadi menyangkal kebenaran dan berusaha mereduksi kehidupan menjadi tontonan dan perasaan.

Keniscayaan dan keabadian menerjemahkan fakta menjadi narasi. Mereka yang terpengaruh oleh keniscayaan melihat setiap fakta sebagai titik kecil yang tidak mengubah keseluruhan cerita kemajuan; mereka yang beralih ke keabadian mengklasifikasikan setiap peristiwa baru sebagai satu contoh lagi dari ancaman abadi. Setiap peristiwa menyamar sebagai sejarah; setiap peristiwa menyingkirkan sejarah. Politisi keniscayaan mengajarkan bahwa hal-hal spesifik di masa lalu tidak relevan, karena apa pun yang terjadi hanyalah bahan untuk kemajuan. Politisi keabadian melompat dari satu momen ke momen lain, selama beberapa dekade atau abad, untuk membangun mitos tentang kepolosan dan bahaya. Mereka membayangkan siklus ancaman di masa lalu, menciptakan pola imajiner yang mereka sadari di masa kini dengan menghasilkan krisis buatan dan drama sehari-hari.

Keniscayaan dan keabadian memiliki gaya propaganda yang spesifik. Politisi keniscayaan memutarbalikkan fakta menjadi jaringan kesejahteraan. Politisi keabadian menyembunyikan fakta untuk mengabaikan kenyataan bahwa orang lebih bebas dan lebih kaya di negara lain, dan gagasan bahwa reformasi dapat dirumuskan atas dasar pengetahuan. Tahun 2010-an telah menyaksikan penciptaan fiksi politik yang disengaja – cerita-cerita besar yang menarik perhatian dan menjajah ruang yang dibutuhkan untuk kontemplasi. 

Sekarang, apa yang telah terjadi di Rusia adalah apa yang mungkin terjadi di Amerika dan Eropa: stabilisasi ketimpangan besar-besaran, pemindahan kebijakan melalui propaganda, pergeseran dari politik keniscayaan ke politik keabadian. Para pemimpin Rusia dapat mengundang orang Eropa dan Amerika ke keabadian karena Rusia sudah lebih dulu sampai di sana. Mereka memahami kelemahan Amerika dan Eropa, yang pertama kali mereka lihat dan manfaatkan di dalam negeri.

Bagi banyak orang Eropa dan Amerika, berbagai peristiwa pada tahun 2010-an – Brexit, pemilihan Trump, perubahan sikap Rusia terhadap Eropa, dan invasi Ukraina – merupakan suatu kejutan. Orang Amerika cenderung bereaksi terhadap kejutan tersebut dengan dua cara: dengan membayangkan bahwa peristiwa yang tidak terduga tersebut tidak benar-benar terjadi, atau dengan mengklaim bahwa peristiwa tersebut sama sekali baru dan karenanya tidak dapat dipahami secara historis. Entah semuanya akan baik-baik saja, atau semuanya begitu buruk sehingga tidak ada yang dapat dilakukan.

Respons pertama adalah mekanisme pertahanan terhadap politik keniscayaan. Yang kedua adalah suara berderit yang dihasilkan oleh keniscayaan sebelum ia hancur dan memberi jalan bagi keabadian. Politik keniscayaan pertama-tama mengikis tanggung jawab sipil, dan kemudian runtuh menjadi politik keabadian ketika ia menghadapi tantangan serius. Orang Amerika bereaksi dengan cara ini ketika kandidat Rusia menjadi presiden AS.

Pada tahun 1990-an dan 2000-an, pengaruh mengalir dari barat ke timur, dalam transplantasi model ekonomi dan politik, penyebaran bahasa Inggris, dan perluasan Uni Eropa dan NATO. Sementara itu, ruang kapitalisme Amerika dan Eropa yang tidak diatur memanggil orang-orang Rusia yang kaya ke wilayah tanpa geografi timur-barat, wilayah rekening bank lepas pantai, perusahaan cangkang, dan transaksi anonim, tempat kekayaan yang dicuri dari orang-orang Rusia dicuci bersih. Sebagian karena alasan ini, pada tahun 2010-an pengaruh mengalir dari timur ke barat, karena pengecualian lepas pantai menjadi aturan – dan fiksi politik Rusia merambah ke luar Rusia.

Politik keniscayaan adalah gagasan bahwa tidak ada ide. Mereka yang terpikat olehnya menyangkal bahwa ide itu penting, dan hanya membuktikan bahwa ide-ide itu berada dalam cengkeraman kekuatan yang kuat. Klise dari politik keniscayaan adalah bahwa "tidak ada alternatif." Menerima hal ini berarti menyangkal tanggung jawab individu untuk melihat sejarah dan membuat perubahan. Hidup menjadi seperti berjalan sambil tidur menuju kuburan yang sudah ditandai sebelumnya di sebidang tanah yang sudah dibeli sebelumnya.

Keabadian muncul dari keniscayaan seperti hantu dari mayat. Versi kapitalis dari politik keniscayaan – pasar sebagai pengganti kebijakan – menimbulkan ketimpangan ekonomi yang melemahkan kepercayaan pada kemajuan. Ketika mobilitas sosial terhenti, keniscayaan memberi jalan bagi keabadian, dan demokrasi memberi jalan bagi oligarki. Seorang oligarki yang memutar kisah masa lalu yang polos, mungkin dengan bantuan ide-ide fasis, menawarkan perlindungan palsu kepada orang-orang yang menderita kesakitan yang nyata. Keyakinan bahwa teknologi melayani kebebasan membuka jalan bagi tontonannya. Oligarki menyeberang ke politik nyata dari dunia fiksi, dan memerintah dengan membangkitkan mitos dan menciptakan krisis.

Pada tahun 2010-an, salah satu tokoh tersebut, Vladimir Putin , mengawal tokoh lain, Donald Trump, dari dunia fiksi menuju kekuasaan. Setelah menguasai politik keabadian di dalam negeri, para pemimpin Rusia melindungi diri mereka sendiri dan kekayaan mereka dengan mengekspornya.

SAYA Bukanlah pemilihan umum, melainkan fiksi yang memungkinkan terjadinya transisi kekuasaan dari Boris Yeltsin ke Vladimir Putin, satu dekade setelah berakhirnya Uni Soviet. Demokrasi tidak pernah berlaku di Rusia, dalam arti bahwa kekuasaan tidak pernah berpindah tangan setelah pemilihan umum yang diperebutkan secara bebas. Yeltsin menjadi presiden Federasi Rusia karena pemilihan umum yang berlangsung saat Rusia masih menjadi republik Soviet, pada bulan Juni 1991. Mereka yang ikut serta dalam pemilihan umum itu tidak memilih presiden Rusia yang merdeka, karena hal seperti itu belum ada. Yeltsin tetap menjadi presiden setelah kemerdekaan. Yang pasti, klaim kekuasaan yang ambigu secara kelembagaan seperti itu merupakan hal yang umum pada awal tahun 1990-an. Ketika kekaisaran Soviet di Eropa Timur dan kemudian Uni Soviet sendiri terpecah, berbagai kompromi di balik layar, negosiasi meja bundar, dan pemilihan umum yang sebagian bebas menghasilkan sistem pemerintahan hibrida. Di negara-negara pascakomunis lainnya, pemilihan presiden dan parlemen yang bebas dan adil segera menyusul. Federasi Rusia tidak menyelenggarakan pemilihan umum yang mungkin melegitimasi Yeltsin atau mempersiapkan jalan bagi penggantinya. 

Beberapa orang kaya di sekitar Yeltsin, yang dijuluki "oligarki", ingin mengelola demokrasi demi kepentingannya dan mereka. Berakhirnya perencanaan ekonomi Soviet menciptakan serbuan besar-besaran terhadap industri dan sumber daya yang menguntungkan dan mengilhami skema arbitrase, yang dengan cepat menciptakan kelas baru orang kaya. Privatisasi liar sama sekali tidak sama dengan ekonomi pasar, setidaknya sebagaimana dipahami secara konvensional. Pasar membutuhkan supremasi hukum, yang merupakan aspek paling menuntut dari transformasi pasca-Soviet. Orang Amerika, yang menganggap supremasi hukum sebagai hal yang wajar, dapat berfantasi bahwa pasar akan menciptakan lembaga-lembaga yang diperlukan. Ini adalah kesalahan. Yang penting adalah apakah negara-negara yang baru merdeka menegakkan supremasi hukum dan, yang terpenting, apakah mereka mengelola transisi kekuasaan yang sah melalui pemilihan umum yang bebas.

Pada tahun 1993, Yeltsin membubarkan parlemen Rusia dan mengirim orang-orang bersenjata untuk melawan para wakilnya. Ia memberi tahu mitra-mitra Baratnya bahwa hal ini merupakan penyederhanaan yang diperlukan untuk mempercepat reformasi pasar, versi kejadian yang diterima oleh pers AS. Selama pasar masih berlaku, para politisi yang tidak dapat dihindari dapat melihat serangan terhadap parlemen sebagai langkah menuju demokrasi. Yeltsin kemudian menggunakan konflik dengan parlemen sebagai pembenaran untuk memperkuat jabatan presiden. Pada tahun 1996, tim Yeltsin (menurut pengakuannya sendiri) memalsukan pemilihan umum yang membuatnya memenangkan masa jabatan presiden lagi. (Bersambung) 

Sumber : Artikel ini dilansir dari theguardian.com

Artikel ini berusia lebih dari 6 tahun



Duet Anis Kaesang Pilkada DKI Jakarta 2024

Juli 23, 2024

 


JAKARTA, BeritaKilat.com – Advokat La Ode Surya Alirman, SH dari LQ Indonesia Law Firm pada kesempatan ini ingin  membahas tentang perspektif / pandangan hukum tentang bagaimana seandainya situasi politik kita, pada pemilihan calon-calon pemimpin bangsa ini seperti pada Pilkada DKi Jakarta 2024 yang sedang ramai dibicarakan belakangan ini, Dimana Anies akan kembali meramaikan percaturan / kontestasi politik  dengan pencalonan dirinya sebagai Gurbenur di kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024, yang dikabarkan juga akan berpasangan dengan Kaesang sebagai calon Wakil Gubernur 2024.

Pertanyaannya sekarang ini adalah apakah mungkin Anies akan berpasangan dengan Kaesang, apakah ini memungkinkan, dan apa yang terjadi seandainya Anies benar akan berpasangan dengan Kaesang, Hal ini bisa saja terjadi, tetapi bagaimana dengan situasi kondisi Jakarta mulai dari Tingkat kemacetan yang tinggi, Tingkat polusi yang juga sangat tinggi, mampukah ini semua ditertibkan dan dicarikan Solusi yang baik untuk kebaikan Jakarta oleh pasangan ini. “Bagi saya Anis berpasangan dengan Kaesang wajar-wajar saja, hanya jika mengingat bahwa selama ini Partai PKS selalu bertolak belakang dengan Partai PSI, tapi jangan lupa jika PSI dengan PKS sedang mesra di Pilkada Banten , Ada upaya disana PKS akan berduet dengan PSI dalam pemilihan Bupati disana, inilah yang kita tidak akan bisa tau mungkinkah Anies akan berpasangan dengan Kaesang, karena dalam politik tidak ada lawan sejati ataupun kawan sejati, semua bisa berubah kapan saja. Inilah politik Indonesia yang semuanya bergantung pada perolehan suara secara langsung oleh rakyat” Ujar Advikat La Ode Surya Alirman, SH.

“Kaesang sebagai Ketua Umum dari Partai PSI, harus menunjukan bahwa dia kompeten dan dia adalah seorang yang berprestasi dan mempunyai jati diri yang kuat. Saya secara pribadi mengusulkan ada baiknya jika Kaesang menyatakan dirinya berpasangan dengan siapapun pasangan nya itu, untuk menantang Anies, dan bertarung secara Jantan untuk menunjukan siapa yang layak menjadi pemimpin DKI Jakarta ini, daripada Kaesang harus berpasangan dengan Anies, Mari kita lihat, semoga dengan lahirnya para pemimpin baru akan membuat situasi Republik ini menjadi lebih baik, Bidang Hukum juga harus menjadi lebih baik, karena itu kita berharap kontestasi Pilkada kali ini mari sama-sama kita menantikan siapa yang layak membawa perubahan kearah yang lebih baik” imbuhnya.


*TENTANG LQ INDONESIA LAW FIRM*

LQ Indonesia Lawfirm adalah firma hukum terdepan dalam penanganan kasus pidana, keuangan dan ekonomi khusus. LQ Indonesia Lawfirm memiliki cabang di 4 Kota dan dapat di hubungi di hotline Kantor Pusat 0817-4890-999, Tangerang 08179999489, Jakarta Barat 08111-534489, dan 0818-0454-4489 Surabaya dan email di lqindolawfirm@gmail.com (*/red) 

Dukungan Calon Pada Pilkada Jabar 2024 Harus Yang Sesuai Dengan Pewarna Indonesia

Juli 13, 2024

 


Jakarta, BeritaKilat.com - Diskusi interaktive yang di gelar Pewarna Indonesia yang bertajuk "Pengaruh Era Digitalisasi Dalam Tataran Masyarakat" diselenggarakan di Gedung PGI di jakarta  dengan narasumber Nico Siahaan, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, hadir juga sebagai pembicara Beny Lumy dari Komisi Integrasi Persekutuan Gereja-gereja Indonesia berjalan dalam suasana hangat dan penuh ke akraban.


Dalam Diskusi tersebut di hadiri oleh para Jurnalis Pewarna Indonesia dari berbagai Media, terlihat juga hadir Kefas Hervin Devananda,S.Th.M.Pd.K alias Romo Kefas Ketua PD Pewarna Indonesi Propinsi Jawa Barat,acara yang dikemas cukup menarik membuat suasana diskusi lebih santai dan penuh kekeluargaan, Setelah usai acara awak media berhasil mewawancara Romo Kefas seputar pilkada Serempak yang di laksanakan di Kota/Kab dan Jawa Barat Sendiri, Pria yang dikenal murah senyum ini mengatakan bahwa Pewarna Indonesia Propinsi Jawa Barat akan ikut dalam mewarnai dinamika pilkada yang akan di selenggarakan oleh beberapa daerah di jawa Barat terlebih untuk Propinsi Jawa Barat,Ujarnya.


Dan sesuai arahan Ketua Umum Bapak Yusuf Mujiono kepada kami sebagai Ketua PD Pewarna Indonesia Propinsi Jawa Barat, bahwa Pewarna mendukung siapapun Calon-calon pemimpin yang sesuai dengan semangat perjuangan Pewarna Indonesia, itu yang sempat dibicarakan kepada saya tadi jelas Ayah dari satu Putra ini.


Jadi arahan ketua Umum jelas bahwa Pewarna akan memberikan dukungan kepada calon pemimpin daerah yang sesuai dengan semangat dan DNA Pewarna Indonesia.


Ketika ditanya dengan Awak media tentang dukungan Pewarna Indonesia dalam pilkada Jawa Barat, dan beberapa kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat, dengan tersenyum Romo Kefas mengatakan ya semua Indah pada WaktuNya nanti, dan mulai besok (13/07) kami akan membentuk Tim - tim kerja untuk terjun dan berkomunikasi dengan para mitra kerja pewarna dan para tokoh - tokoh rohaniawan untuk berkomunikasi meminta masukan dan saran agar pewarna dapat mendukung salah satu Bakal calon yang sesuai dengan DNA Pewarna Indonesia.(***)

Translate