SMPN 3 Leuwidamar Diduga Gelapkan Dana PIP Milik Siswa Beberapa Kali Pencairan Siswa Tak Pernah Diberi Tahu
LEBAK, BeritaKilat.com, Puluhan wali murid SMPN (Sekolah Menengah Pertama Negri) 3 Leuwidamar merasa di bohongi oleh oknum guru, pasalnya setelah di cek di aplikasi Sipintar ternyata anak - anaknya selama ini telah mendapatkan bantuan PIP (Program Indonesia Pintar) Lokasi sekolah berketepatan di Jl. Rangkasbitung-ciboleger Km. 27, Desa Cibungur, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Rabu (26/2/2025).
Diduga setelah di konfirmasi oleh awak media pihak sekolah SMPN 3 Leuwidamar, akhirnya puluhan buku tabungan PIP (Program Indonesia Pintar) milik siswa/i baru dibagikan kepada masing-masing siswa.
Menurut belasan narasuber yang dihimpun oleh awak media, bahwasannya semua wali murid SMPN 3 Leuwidamar tidak mengetahui bahwa anaknya yang kini rata - rata duduk di kelas 8 dan 9 bahwa ternyata selama ini anak - anaknya telah mendapatkan bantuan PIP dari sekolah.
Berdasarkan data dan fakta saat awak media konfirmasi kepada salah satu orang tua siswa inisial HS mengatakan,
"Sepengetahuan saya, anak saya mendapatkan bantuan PIP itu kalau tidak salah hanya pernah mendapatkan sewaktu masih di SD sebanyak dua kali, dan sekarang anak saya duduk di kelas 9 SMPN 3 Leuwidamar. Semenjak anak saya sekolah di SMP 3 Leuwidamar anak saya belum pernah mendapatkan bantuan PIP tersebut, akan tetapi setelah dibantu cek PIP oleh wartawan ternyata setelah di cek nama anak saya muncul dan mendapatkan 4 kali," ungkapnya.
HS pun merasa bingung ternyata selama ini anaknya mendapatkan bantuan PIP.
"Aneh ya kok bisa sih, kalau anak saya mendapatkan bantuan kenapa pihak sekolah diam saja, apa memang semua siswa di SMPN 3 Leuwidamar yang lain pengalami hal yang sama seperti anak saya," lanjutnya,
HS pun berharap kepada pihak sekolah agar lebih transparan lagi kepada wali murid terkait bantuan PIP ini, karena bantuan ini sangat membantu sekali dalam kebutuhan anak sekolah, apalagi kami bisa dikatakan orang tidak mampu, dan untuk makan sehari - hari pun kami agak kesulitan, besar harapan saya kepada pihak sekolah tolong kembalikan hak anak kami yang diduga selama ini belum tersalurkan oleh pihak sekolah," harap Hs wali murid.
Sementara Ahmad Saepulloh selaku oprator PIP ( Program Indonesia Pintar) saat di temui tim awak media di sekolah ia mengatakan. Pihaknya mengakui bahwa memang betul bantuan PIP tersebut belum sempat disalurkan ke siswa, dengan alasan kepala sekolah tarsebut sakit setruk dan tidak lama meninggal dunia.
"Memang betul pak bantuan PIP milik siswa belum sempat kami bagikan untuk tahun 2023 dan 2024, dikarenakan yang pertama kepala sekolah pak Helmi nya kebetulan pada waktu itu sakit setruk dan jarang ke sekolah sampai meninggal pada akhir tahun 2024. Nah kan untuk persyaratan keterangannya kan atas nama pk Helmi kepala sekolah yang lama. Setelah itu pada 19 Agustus 2024 ada yang menjabat sementara sebagai kepala sekolah yang baru disini yaitu pak Kurnia Pamunandar," ungkapnya seperti berkelit
Ahmad Saepuloh pun mengakui bahwa dirinya sudah di perintahkan oleh Plt kepala sekolah yang baru untuk segera membagikan buku tabungan milik siswa tersebut, dan berkasnya pun saat itu sempat menumpuk di ruangan TU (Tata Usaha).
"Jumlah siswa yang mendapat bantuan PIP sebanyak 96 (Sembilan Puluh Enam) siswa, itu jumlah yang mendapatkan bantuan PIP, semuanya buku tabungannya pun sudah kami bagikan, hanya ada beberapa siswa saja yang belum di ambil. Untuk Plt kepala sekolah sementara pak Kurnia Pamunandar pun pada waktu itu sudah penyampaikan kepada saya, yang katanya segera bagikan buku tabungan tersebut, kemarin berkasnya pun sempat menumpuk di ruangan TU (Tata Usaha)," lanjutnya.
Ahmad Saepulloh pun mejelaskan bahwa pada hari kemarin ada salah satu wali murid yang sudah di cairkan.
"Alhamdulillah sebagian besar sudah dibagikan yang sudah ada yang mengambil itu ada yang dapat Rp.1.200.000 (Satu Juta Seratus Rupiah) kamarin pun ada wali murid yang datang ke sekolah memberi tahu bahwa anaknya sudah mencairkan uang bantuan PIP tersebut," ucap Ahmad Saepulloh selaku oprator PIP.
Sementara Plt (Pelaksana tugas) Kepala sekolah SMPN 3 Leuwidamar Kurnia Pamunandar saat awak media berkunjung bertujuan hendak konfrimasi, Kepsek (Kepala sekolah) tersebut tidak nampak batang hidungnya menemui awak media.
Setidaknya sebagai pimpinan walaupun ia hanya sementara seharusnya tunjukan jiwa kepemimpinan dan menghargai tamu yang berkunjung ke rumahnya.
Sikap pimpinan di sekolah yang tidak menghargai wartawan dapat merugikan citra sekolah dan pendidikan. Media massa memiliki peran penting dalam mengawasi kinerja pemerintah dan institusi publik, termasuk sekolah.
Contoh sikap pimpinan sekolah yang tidak menghargai wartawan:
Sulit ditemui dan dikonfirmasi, selalu beralasan sedang sibuk atau tidak berada di tempat, menghindar terhadap wartawan saat ingin menemuinya dalam menjalankan tugasnya.
Dampak sikap tersebut: Menimbulkan tanda tanya besar di kalangan wartawan, serta dipertanyakan oleh banyak pihak, terutama mengingat peran media sebagai pilar demokrasi. (Tim)
Posting Komentar