Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan

Trading Options yang Dijamin Untung? Alvin Lim Tantang Investor dengan Strategi Andal!

November 27, 2024

 


JAKARTA, BeritaKilat.com - Quotient Fund, yang didirikan pada 2 September 2024, merupakan pelopor jasa keuangan modern di Indonesia telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Dipimpin oleh Advokat Alvin Lim, SH, MH, Msc, CFP, Quotient Fund telah sukses menyelenggarakan 6 kelas Trading Options dan menarik perhatian para investor untuk meningkatkan portfolio keuangan mereka ke tahap yang lebih tinggi. 


Saat ini, AUM (Asset Under Management) Quotient Fund telah melampaui 2 juta USD. Pada bulan November saja, klien Quotient Fund sudah menikmati hasil profit diatas 3% dalam waktu 1 bulan. Angka AUM ini akan semakin bertambah besar dimana pada bulan Desember dan Januari kelas Trading Options akan diisi oleh lebih dari 60 peserta.


“Kami menargetkan dalam satu tahun pertama, AUM Quotient Fund akan mencapai 100 Miliar Rupiah”, sebut Alvin Lim, pendiri Quotient Fund. 


Market Insights

Tiga aset komoditas utama yang diperdagangkan dalam Trading Options di Quotient Fund, yaitu Emas, Perak dan Minyak Bumi, masih menunjukkan peluang besar untuk mengalami kenaikan. Dengan adanya peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, kebijakan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, dan juga kebijakan produsen minyak bumi dunia di Timur Tengah akan menyebabkan gejolak di pasar keuangan dan komoditas dunia. 


Berbeda dengan metode investasi lainnya, strategi yang diajarkan oleh Alvin Lim, memberikan kesempatan kepada para investor untuk mendapatkan keuntungan, bahkan dalam kondisi dunia yang tidak menentu. 


“Mau harga mata uang naik atau turun, situasi saham Amerika S&P 500 atau IHSG di indonesia itu lagi turun, kita tetap bisa mendapatkan keuntungan setiap bulannya. Jika ada yang rugi dalam Trading Options menggunakan strategi yang saya ajarkan, saya bersedia mengganti 10x lipat biaya yang sudah dikeluarkan untuk kelas Trading Options kami.” begitu pungkas Alvin Lim dalam memberikan jaminan ke investor. 



Target Optimis di Akhir Tahun

Dengan keberhasilan Quotient Fund dalam mencetak keuntungan konsisten bagi para klien, kami optimis dapat membantu mereka mencapai target profit rata-rata sebesar 24 - 48% per tahun, didukung oleh analisis pasar yang tajam dan strategi jitu kami. 


Fokus kami terhadap komoditas utama seperti Emas, Perak, dan Minyak Bumi telah menunjukkan bahwa di tengah ketidakpastian global, selalu ada peluang besar untuk meraih keuntungan yang signifikan. 


Dengan disiplin dan manajemen risiko yang baik, kami yakin dapat membantu klien memanfaatkan peluang ini untuk mencapai kesuksesan serupa.


Seminar Akbar: 22 Februari, 2025

Jangan lewatkan kesempatan emas untuk bergabung dalam seminar eksklusif dari Quotient Fund pada 22 Februari 2025! Dalam seminar ini, Anda akan mempelajari tren pasar, cara menganalisisnya, serta strategi jitu untuk membantu Anda mencapai hasil investasi yang optimal dalam satu hari penuh.


Seminar ini dirancang untuk memberikan wawasan berharga tentang peluang pasar dan bagaimana Quotient Fund terus mencetak performa konsisten bagi kliennya. Biaya seminar sebesar Rp 5.000.000, dengan kuota terbatas hanya untuk 200 peserta terpilih. 


Untuk informasi layanan dan bantuan bisa hubungi kantor terdekat. 

Hotline 0818 0454 4489 (Surabaya), 0811-1023-489 (Jakarta Selatan), 08111534489 (Jakarta Barat), 0811-1184-489 (Jakarta Pusat)  dan 0817-489-0999 (Tangerang), atau mendatangi Quotient Center terdekat. (*/red) 

Pasar Bereaksi terhadap Eskalasi Rusia-Ukraina: Emas Menguat, Perak Naik, dan Minyak Menghadapi Titik Balik yang Kritis

November 26, 2024

 


Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)

Emas batangan naik 1,5% menjadi $2.710,16 per ons setelah Ukraina melaporkan Rusia meluncurkan rudal balistik baru di Dnipro. Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina telah mendorong investor ke aset aman seperti emas. Permintaan aset aman yang baru telah menyuntikkan momentum baru kembali ke pasar setelah koreksi awal November. Perhatian dari para penjual tertuju pada komentar Presiden Chicago Fed Austan Goolsbee, yang menunjukkan suku bunga bergerak "sedikit lebih rendah" dan menyuarakan optimisme bahwa inflasi mereda mendekati target bank sentral. Logam mulia telah melonjak lebih dari 30% tahun ini, didukung oleh pembelian bank sentral yang sehat, meningkatnya permintaan aset aman, dan siklus pemotongan suku bunga oleh Fed. Goldman Sachs Group Inc. dan UBS Group AG sama-sama mengeluarkan prospek bullish untuk logam mulia dalam beberapa hari terakhir.

Perak (SLV)

Harga perak naik minggu lalu, ditutup pada $31,35, naik 3,61%, meskipun ada tantangan dari dolar AS yang kuat dan imbal hasil Treasury yang meningkat. Dolar mencapai titik tertinggi dalam 13 bulan, membuat perak lebih mahal bagi pembeli internasional. Imbal hasil acuan 10 tahun yang lebih tinggi biasanya mengurangi daya tarik perak sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, kekuatan logam tersebut menentang tekanan ini, yang didorong oleh faktor pasar yang unik.

Meningkatnya ketegangan geopolitik, seperti konflik Rusia-Ukraina, meningkatkan ketahanan perak. Konflik Rusia-Ukraina meningkat, menarik minat investor terhadap aset safe haven. Permintaan akan perlindungan ini meningkatkan harga emas dan perak, dengan kekuatan emas memberikan dorongan tambahan bagi logam sejenisnya.

Ketidakpastian ekonomi makro berkontribusi terhadap kenaikan perak, dengan data ekonomi AS yang beragam menyoroti kinerja tenaga kerja yang kuat tetapi manufaktur yang lemah. Level teknis utama untuk kekuatan perak bergantung pada pivot mingguan penting di $30,44, yang menandakan momentum pembeli yang kuat dan memposisikan logam untuk menguji resistensi berikutnya di $32,275. Penurunan di bawah $30,44 dapat mengindikasikan tekanan jual baru, dengan support utama di $29,68 berpotensi ikut berperan.

Kinerja perak minggu ini akan bergantung pada risiko geopolitik, komentar Federal Reserve, dan rilis ekonomi AS yang penting. Pedagang harus memantau $30,44 dengan cermat untuk momentum jangka pendek, dengan $32,275 sebagai target berikutnya.

Minyak (USO)

Anggota OPEC sedang meninjau kuota produksi pada tanggal 1 Desember, menghadapi keputusan yang rumit karena permintaan minyak yang lemah antara tahun 2024 dan 2025, penyelarasan harga dengan titik terendah yang kritis, dan potensi fracking minyak dan deregulasi untuk menimbulkan risiko penurunan harga minyak. Perang Rusia-Ukraina dan transisi global menuju energi terbarukan juga menimbulkan tantangan. Tren penurunan minyak telah terhenti di zona support 4 tahun, dan risiko gangguan pasokan antara perang dan Timur Tengah semakin memengaruhi pasar. Zona support 4 tahun antara level 64 dan 65 tetap utuh, dengan risiko kenaikan dari perang yang terus-menerus. Penembusan di atas level resistensi di 72,30 dan 76 dapat membuka jalan bagi level yang lebih tinggi di 80 dan 84, memperkuat skenario bullish pada grafik. Penembusan yang menentukan di bawah support 64 dapat mendorong harga menuju 58, dengan potensi untuk meluas lebih jauh ke 49.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan konsulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

For more information or participation inquiries, feel free to contact our hotline: 0818-0454-4489 (Surabaya), 

0811-1534-489 (Jakarta),

0817-4890-999 (Tangerang), 

or visit the nearest Quotient Center. Spaces are limited. (*/red) 

Krisis atau Peluang? Dinamika Emas, Perak, dan Minyak di Tengah Gejolak Global

November 25, 2024

 


Penulis: Devin Emilian  

Pasar komoditas menunjukkan dinamika yang beragam hari ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi global. Harga-harga utama seperti emas, perak, dan minyak mentah mengalami pergerakan signifikan, mencerminkan dampak dari perkembangan ekonomi dan geopolitik terkini.

Emas (GLD)

Harga emas mengalami penurunan tajam sebesar 1,6%, setelah mencatatkan kenaikan terbesar dalam 20 bulan. Tren saat ini menunjukkan penurunan seiring pelaku pasar yang mengalihkan fokus mereka ke arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. Laporan aktivitas bisnis AS yang meningkat memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menahan pemotongan suku bunga, yang menjadi salah satu faktor utama penurunan harga emas. Selain itu, meskipun dolar AS melemah, dampaknya terhadap emas terbatas. Penurunan permintaan aset safe-haven juga terjadi setelah munculnya potensi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon.

Perak (SLV)

Harga perak juga menunjukkan tren penurunan sekitar 1,36%. Penurunan ini terjadi setelah pekan sebelumnya perak mencatatkan kenaikan signifikan akibat ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah. Namun, dengan adanya pengurangan risiko geopolitik, termasuk kesepakatan damai di Timur Tengah, permintaan safe-haven untuk perak menurun. Selain itu, terjadi koreksi teknikal seiring pelaku pasar mengambil keuntungan dari kenaikan tajam sebelumnya.

Minyak (USO)

Harga minyak mentah tetap stabil, dengan Brent berada di $75.30 per barel dan WTI di $71.38 per barel. Tren minyak mentah menunjukkan kenaikan yang didukung oleh berbagai faktor geopolitik, seperti meningkatnya konflik antara Rusia dan Ukraina serta potensi sanksi baru terhadap Iran yang dapat mengurangi pasokan minyak global hingga 1 juta barel per hari. Selain itu, permintaan yang meningkat dari China dan India, dua importir minyak terbesar dunia, turut memperkuat harga minyak mentah. Rebound impor minyak oleh China dan peningkatan throughput kilang India menjadi pendorong utama dalam tren ini. Di sisi lain, penurunan ekspor Rusia turut memperketat pasar minyak mentah global.

India saat ini juga meningkatkan upaya untuk mendiversifikasi pasokan minyak mentahnya dengan menjalin hubungan lebih erat dengan Guyana. Setelah pembelian percobaan kargo minyak dari Guyana pada 2021, India menjajaki peluang untuk kontrak jangka panjang dan eksplorasi sektor hulu di negara tersebut. Kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke Guyana baru-baru ini menjadi langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral ini. India juga menunjukkan minat dalam partisipasi sektor eksplorasi dan produksi minyak mentah di Guyana, termasuk pengajuan tawaran untuk blok minyak lepas pantai melalui ONGC Videsh, bagian dari Oil and Natural Gas Corp milik pemerintah India. Namun, Guyana menghadapi tantangan dalam menembus pasar India karena adanya persaingan ketat dari pembeli Eropa dan Rusia, serta preferensi kilang India terhadap minyak mentah yang lebih berat dan bersulfur. Selain itu, penurunan harga Liza crude dari Guyana membuat daya saingnya di pasar India semakin tertekan.

Guyana memiliki potensi produksi minyak yang signifikan dengan cadangan mencapai 12 miliar barel setara minyak dan proyeksi produksi mencapai 1 juta barel per hari pada tahun 2026. Namun, untuk memperkuat posisinya di pasar India, Guyana perlu menawarkan ketentuan yang kompetitif mengingat pasar India lebih terbiasa dengan minyak mentah berkualitas berat.

Perkembangan lainnya termasuk peningkatan produksi minyak di kawasan Gabar Mountain, Turki, yang diharapkan mencapai 70,000 barel per hari pada akhir tahun. Hal ini menunjukkan langkah strategis negara tersebut dalam mencapai kemandirian energi. Sementara itu, dalam konteks tren global, Goldman Sachs memperkirakan harga Brent akan berkisar antara $70 hingga $85 per barel pada 2025, dengan potensi kenaikan jika terjadi gangguan pasokan akibat risiko geopolitik.

Secara keseluruhan, pasar komoditas saat ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor geopolitik dan kebijakan moneter. Emas dan perak mengalami tekanan harga akibat sentimen risk-on, sementara minyak mentah terus bergerak naik didukung oleh ketegangan geopolitik dan permintaan yang kuat dari pasar Asia. Pelaku pasar diharapkan terus memantau perkembangan kebijakan Federal Reserve, dinamika geopolitik, dan pola permintaan global untuk memahami arah pergerakan harga komoditas di masa mendatang.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan konsulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

For more information or participation inquiries, feel free to contact our hotline: 0818-0454-4489 (Surabaya), 

0811-1534-489 (Jakarta),

0817-4890-999 (Tangerang), 

or visit the nearest Quotient Center. Spaces are limited. (Red) 

Harga Emas Mendekati $3.000 serta Harga Minyak Naik 2% disaat Perak Berjuang di Daerah Supportnya

November 22, 2024

 


Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)

Emas memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga karena para pedagang mencari tempat yang aman dalam logam mulia di tengah perang Rusia dengan Ukraina. Angkatan bersenjata Ukraina menembakkan rudal jelajah Inggris ke sasaran militer di dalam Rusia untuk pertama kalinya, saat konflik 1.000 hari memasuki fase baru. Rusia telah menyatakan kesiapan untuk berbicara dengan Presiden terpilih AS Donald Trump tentang potensi gencatan senjata dengan Ukraina, meskipun para pejabat Barat bersikap skeptis. Ketegangan geopolitik menambah kenaikan emas awal minggu ini, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui doktrin nuklir terbaru yang memperluas ketentuan penggunaan senjata atom. Investor biasanya mencari tempat yang aman dalam logam mulia pada saat ketidakpastian. Indeks Spot Dolar Bloomberg naik 0,5% pada hari Rabu, dan para pedagang juga memantau jalur penurunan suku bunga Federal Reserve. Emas telah reli lebih dari 28% tahun ini, dengan kenaikan yang didukung oleh pembelian bank sentral, poros Fed, dan ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah. Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan emas akan terus naik hingga $3.000 per ons pada akhir tahun depan, sementara UBS Group AG menduga harga segera menyentuh $2.900.

Perak (SLV)

Harga perak turun pada hari Rabu, turun dari level tertinggi baru-baru ini karena dolar AS yang lebih kuat dan ketegangan geopolitik. Kekuatan dolar membuat perak lebih mahal bagi pembeli internasional, dan permintaan safe haven tetap menjadi faktor pendukung. Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini memperluas kriteria untuk pembalasan nuklir, menanggapi laporan senjata jarak jauh yang dipasok AS yang digunakan oleh Ukraina. Konflik yang meningkat mendukung permintaan logam mulia, bahkan ketika dolar yang lebih kuat menciptakan hambatan.

Level teknis utama yang perlu diperhatikan untuk perak termasuk resistensi di $31,29, dengan rata-rata pergerakan 50 hari di $31,77 bertindak sebagai level kunci. Penembusan di atas ambang batas ini dapat membuka jalan untuk pengujian $32,28-$32,89. Dukungan kuat di $30,61, sementara level terendah yang lebih signifikan berada di $29,68. Penurunan di bawah titik ini dapat menyebabkan penurunan yang lebih dalam, yang berpotensi menargetkan rata-rata pergerakan 200 hari di $28,84.

Minyak (USO)

Harga minyak naik 2% hari ini karena drama geopolitik, dengan West Texas Intermediate (WTI) mencapai $70,17 per barel dan minyak mentah Brent mencapai $74,29, naik 1,48. Konflik Rusia-Ukraina yang meningkat telah menyebabkan kekhawatiran tentang gangguan pasokan, dengan analis memperingatkan bahwa serangan Ukraina berpotensi menghantam infrastruktur energi Rusia atau memicu pembalasan Rusia yang dapat membatasi produksi atau ekspor minyak. OPEC+, yang mencakup Rusia, sedang mempertimbangkan untuk menunda kenaikan produksi yang direncanakan untuk Desember, yang selanjutnya dapat mendukung harga minyak mentah. China juga menerapkan kebijakan baru untuk meningkatkan perdagangan dan impor energi. Persediaan minyak mentah AS naik 545.000 barel minggu lalu, dan stok bensin juga naik. Analis memperkirakan volatilitas akan tetap ada, tetapi Badan Energi Internasional telah memperbarui seruannya yang bearish untuk pasokan minyak global untuk dengan nyaman melebihi permintaan tahun depan. (*/red) 

Laporan Pasar Terkini: Ketegangan Geopolitik Dorong Kenaikan Logam Mulia, Minyak Alami Tekanan Campuran

November 21, 2024

 


Penulis: Devin Emilian

Emas (GLD)

Harga emas baru-baru ini menunjukkan penguatan signifikan, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik akibat konflik Rusia-Ukraina serta pelemahan dolar AS. Dalam beberapa hari terakhir, harga emas naik sekitar 0,8%, baik pada pasar spot maupun kontrak. Momentum ini didukung oleh berbagai faktor utama:

- Ketegangan Geopolitik: Konflik Rusia-Ukraina meningkatkan permintaan emas sebagai aset safe haven, menguatkan posisinya di tengah ketidakpastian global.

- Ekspektasi Kebijakan The Fed: Antisipasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 0,25% pada Desember melemahkan dolar AS, yang secara historis mendukung kenaikan harga emas.

- Aksi Bank Sentral: Bank-bank sentral global terus menambah cadangan emas, yang semakin memperkuat tren positif ini. Data dari SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar dunia, menunjukkan peningkatan kepemilikan sebesar 0,36% menjadi 875,39 ton.

Selain itu, investor terdorong oleh kekhawatiran fiskal di AS dan potensi dampak kemenangan Donald Trump dalam pemilu 2024, yang dapat memicu ketidakpastian lebih lanjut. Goldman Sachs memperkirakan bahwa harga emas dapat mencapai USD 3.000 per ons pada akhir 2025, didorong oleh aksi beli bank sentral dan ketidakpastian global yang berlanjut. Meski demikian, konsolidasi pasar setelah kenaikan tajam dapat menjadi hambatan sementara bagi momentum ini.


Perak (SLV)

Perak mencerminkan tren serupa dengan emas, dengan kontrak berjangka mencatat kenaikan sekitar 0,3%. Eskalasi geopolitik, terutama konflik Rusia-Ukraina, menjadi pendorong utama penguatan perak sebagai aset pelindung nilai. Selain itu, peran perak sebagai safe haven di tengah inflasi dan ketidakpastian global semakin memperkuat posisinya.


Namun, tekanan datang dari pelemahan ekonomi China, yang merupakan salah satu importir terbesar logam mulia. Stimulus ekonomi yang diumumkan pemerintah China belum mampu mendorong permintaan perak secara signifikan. Data terbaru menunjukkan bahwa permintaan logam dari China tetap lesu, menambah hambatan pada prospek jangka menengah untuk harga perak.


Minyak (USO)

Pasar minyak saat ini menghadapi dinamika yang kompleks, mencatat penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Berikut adalah faktor-faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga minyak:

1. Kenaikan Stok Minyak

Stok minyak mentah AS meningkat sebesar 545 ribu barel menjadi 430,3 juta barel pada pekan yang berakhir 15 November, menurut laporan EIA. Hal ini jauh melampaui ekspektasi kenaikan sebesar 138 ribu barel. Meski stok di hub NYMEX Cushing, Oklahoma, turun 140 ribu barel, angka tersebut masih menjadi perhatian pasar.

2. Ekspor Minyak

Ekspor minyak mentah AS mencapai level tertinggi sejak September, naik hampir 1 juta barel per hari menjadi 4,14 juta barel per hari. Insentif arbitrase untuk mengirim minyak AS ke Eropa Barat Laut semakin mendukung peningkatan ekspor ini.

3. Permintaan yang Lemah

Permintaan minyak global tetap menjadi tantangan. Ekonomi China, yang biasanya menjadi penggerak utama permintaan minyak, masih menghadapi perlambatan meski ada stimulus pemerintah. Implikasi ini memperlemah potensi kenaikan harga dalam jangka pendek.

4. Pasokan Global

Pemulihan kapasitas penuh di ladang Johan Sverdrup di Norwegia menambah tekanan pada pasokan global. Selain itu, pertemuan OPEC+ pada 1 Desember mendatang diperkirakan akan menghasilkan keputusan untuk menunda peningkatan produksi, mengingat lemahnya permintaan global.

5. Dampak Geopolitik

Konflik Rusia-Ukraina dan eskalasi ketegangan di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, menciptakan risiko tambahan bagi pasar minyak. Ukraina baru-baru ini meluncurkan rudal Storm Shadow ke Rusia, menambah premi risiko pada harga minyak.

6. Proyeksi Pasar

Goldman Sachs memprediksi bahwa tekanan bearish pada pasar minyak akan berlanjut hingga 2025, dengan potensi harga turun ke USD 65 per barel. Peningkatan pasokan dan lemahnya permintaan, terutama dari China, menjadi faktor utama yang mendukung proyeksi ini.


Kesimpulan

Pasar saat ini menunjukkan perbedaan tren yang mencolok antara logam mulia dan minyak mentah. Emas dan perak terus menunjukkan tren naik yang kuat, didukung oleh ketegangan geopolitik, pelemahan dolar AS, dan aksi spekulatif investor. Sementara itu, minyak menghadapi tekanan akibat peningkatan stok dan lemahnya permintaan global, meskipun risiko geopolitik tetap menjadi faktor pendukung harga.

Kombinasi faktor geopolitik, fundamental ekonomi global, dan kebijakan moneter utama akan terus menjadi pendorong utama pergerakan harga untuk ketiga aset ini di masa mendatang.


Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan konsulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

For more information or participation inquiries, feel free to contact our hotline: 0818-0454-4489 (Surabaya), 

0811-1534-489 (Jakarta),

0817-4890-999 (Tangerang), 

or visit the nearest Quotient Center. Spaces are limited. (*) 

Harga Emas Naik, Impor Perak Tiongkok, dan Persediaan Minyak Naik di Minggu ke-4 November

November 21, 2024


Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)

Harga emas melonjak di pasar berjangka domestik pada Senin pagi, didukung oleh isyarat global yang positif dan pembelian yang kuat di pasar spot. Hal ini terjadi meskipun dolar AS menguat dan kekhawatiran atas laju pemotongan suku bunga Federal Reserve AS, yang terus membebani sentimen pasar. Harga emas spot internasional naik sekitar 0,4% menjadi $2.571,11 per ons pada pukul 00.41 GMT, setelah mencapai level terendah dua bulan minggu lalu. Emas membukukan penurunan mingguan terbesarnya dalam lebih dari tiga tahun pada hari Jumat.

Di tengah data ekonomi dan inflasi AS yang kuat, pasar memangkas ekspektasinya terhadap pemotongan suku bunga oleh Fed AS pada bulan Desember. Pemotongan suku bunga biasanya bertindak sebagai pemicu positif untuk emas batangan, tetapi jika laju dan besarnya pemotongan ini tidak memenuhi ekspektasi pasar, harga emas mungkin kesulitan untuk mempertahankan momentum kenaikannya.

Penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi karena data ekonomi makro AS yang kuat merupakan faktor negatif utama bagi harga emas. Namun, para ahli tetap positif tentang logam kuning untuk jangka panjang karena ketidakpastian geopolitik dan dimulainya siklus pemotongan suku bunga AS.


Perak (SLV)

Tiongkok telah menjadi importir perak yang signifikan, dengan impor tahunan mencapai 9.000 metrik ton yang belum pernah terjadi sebelumnya, menantang dominasi India dalam akuisisi logam mulia. Lonjakan permintaan ini didorong oleh investasi industri yang strategis dan kemajuan teknologi yang pesat. Sebuah kawasan industri pelapisan listrik tunggal di Kota Zhejiang Yueqing mengonsumsi lebih dari 2.000 ton perak setiap tahunnya, yang menyoroti peran pentingnya dalam manufaktur mutakhir. Keterlibatan langsung Presiden Xi Jinping dengan Peru, produsen perak utama, menggarisbawahi signifikansi geopolitik logam ini. Perusahaan seperti China Hengtong membuat pernyataan dengan inventaris 10.000 ton perak dan 3.000 ton emas, yang menandakan strategi ekonomi jangka panjang Tiongkok. Lonjakan perak merupakan pertanda masa depan yang dialiri listrik dan berteknologi maju, dengan panel surya, elektronik, dan teknologi baru yang semuanya sangat bergantung pada perak. Strategi perak Tiongkok merupakan momen penting dalam komoditas global, yang menunjukkan bahwa kendali atas sumber daya penting sama pentingnya dengan kekuatan militer atau teknologi di abad ke-21.

Minyak (USO)

Persediaan minyak mentah di AS meningkat sebesar 4,753 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 8 November, menurut The American Petroleum Institute (API). Ini adalah peningkatan terbesar sejak awal tahun, dengan persediaan meningkat kurang dari 1 juta barel sejak awal tahun. Departemen Energi melaporkan peningkatan 1,4 juta barel dalam persediaan minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve (SPR) per 15 November. Minyak mentah Brent diperdagangkan naik $0,12 (+0,16%) pada $73,42, sementara WTI diperdagangkan naik $0,44 (+0,64%) pada $69,60. Bekal bahan bakar minyak anjlok sekitar 2,48 juta barel minggu ini, dan persediaan sulingan turun 688.000 barel. Persediaan Cushing, patokan minyak mentah yang disimpan dan diperdagangkan di titik pengiriman utama untuk kontrak berjangka AS di Cushing, Oklahoma, turun 288.000 barel setelah turun 1,859 juta barel pada minggu sebelumnya.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan konsulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

For more information or participation inquiries, feel free to contact our hotline: 0818-0454-4489 (Surabaya), 

0811-1534-489 (Jakarta),

0817-4890-999 (Tangerang), 

or visit the nearest Quotient Center. Spaces are limited.

Menavigasi Keseimbangan Emas, Perak, dan Minyak Antara Risiko Geopolitik dan Tren Ekonomi

November 19, 2024

 


Penulis: Devin Emilian  

Emas (GLD): 

Harga emas mengalami penurunan sekitar 9% sebelum menunjukkan tanda-tanda pemulihan baru-baru ini dengan kenaikan sekitar 1.8% dari titik terendahnya. Emas tetap diminati sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global, terutama karena ketegangan geopolitik, termasuk konflik yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina serta kebijakan luar negeri AS yang mendukung Ukraina. Faktor-faktor ini telah menjaga daya tarik emas bagi investor yang mencari perlindungan di tengah kondisi yang tidak stabil.

Namun, potensi kenaikan harga emas terbatas oleh ekspektasi kenaikan suku bunga dari Federal Reserve dan kekuatan dolar AS. Dengan dolar yang lebih kuat, biaya untuk berinvestasi dalam emas meningkat bagi pembeli internasional, mengurangi permintaan global. Di samping itu, kebijakan moneter yang ketat dan proyeksi inflasi yang terkendali menambah tekanan ke bawah pada harga emas, membuat tren bullish jangka pendek tetap tertahan meskipun ketidakpastian pasar global terus berlanjut.

Perak (SLV): 

Harga perak menunjukkan pergerakan sideways dengan kenaikan sekitar 3%, yang mengindikasikan stabilitas dalam jangka pendek. Permintaan terhadap perak sebagai aset safe haven tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global, yang didorong oleh ketegangan geopolitik, seperti konflik Rusia-Ukraina, serta kebijakan moneter Federal Reserve AS yang lebih ketat. Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed dan penguatan dolar AS terus membebani harga perak karena meningkatkan biaya bagi investor internasional, sehingga menghambat potensi kenaikan lebih lanjut.

Namun, prospek jangka panjang untuk perak dibatasi oleh perlambatan ekonomi global, terutama di China yang merupakan konsumen besar logam industri. Dengan melemahnya aktivitas industri dan sektor manufaktur, permintaan industri untuk perak terus berkurang, mencerminkan penurunan kebutuhan bahan baku dalam berbagai produk. Selain itu, transisi global menuju energi bersih menambah tekanan pada permintaan perak jangka panjang. Meskipun perak tetap dihargai sebagai aset safe haven, tantangan struktural ini menahan pertumbuhan harga yang lebih berkelanjutan ke depan.

Minyak (USO): 

Harga minyak mengalami kenaikan sekitar 3.2%, didorong oleh beberapa faktor utama. Gangguan produksi di ladang Johan Sverdrup serta peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah memperketat pasokan, sementara pelemahan dolar AS baru-baru ini membuat minyak lebih terjangkau bagi pembeli internasional, meningkatkan permintaan. Sentimen pasar ini mendorong harga minyak ke atas, terutama di tengah kekhawatiran geopolitik yang memengaruhi distribusi energi global.

Di sisi kebijakan domestik AS, Presiden terpilih Donald Trump telah menunjuk Chris Wright, pendukung kuat fracking, sebagai Sekretaris Energi, dengan harapan ekspansi produksi minyak domestik dapat menekan harga. Namun, tantangan dalam mencapai harga minyak yang lebih rendah hanya dengan meningkatkan produksi cukup kompleks. Sejarah menunjukkan bahwa meskipun produksi tinggi, seperti pada masa pandemi 2020 atau perang harga minyak pada 2015-2016, harga minyak tetap dapat bertahan atau naik karena dinamika pasar global, yang sering kali dipengaruhi oleh permintaan yang fluktuatif dan tindakan produsen besar lainnya seperti OPEC.

Tantangan dalam Menurunkan Harga Bensin dan Kompleksitas Pasar Minyak Global

Upaya Presiden Trump untuk menurunkan harga bensin melalui peningkatan produksi minyak menghadapi skeptisisme, mengingat produksi yang lebih tinggi tidak selalu berarti harga lebih rendah. Misalnya, penurunan tajam harga bensin selama pandemi 2020 terjadi akibat penurunan permintaan global, bukan karena lonjakan produksi. Saat ini, meskipun produksi minyak AS berada pada tingkat tertinggi, upaya untuk meningkatkan lebih lanjut menghadapi batasan, karena sebagian besar lokasi pengeboran yang paling efisien telah dimanfaatkan sepenuhnya, membuat peningkatan berkelanjutan sulit dicapai.

Faktor lain yang memengaruhi harga minyak global adalah proyeksi surplus pasokan dalam beberapa tahun ke depan, terutama akibat pelemahan ekonomi di negara konsumen besar seperti China dan transisi menuju energi bersih. Menyikapi hal ini, OPEC kemungkinan akan memangkas produksinya untuk menjaga harga tetap stabil jika terjadi penurunan signifikan. Sementara Arab Saudi menyesuaikan strategi ekspor dan menunda peningkatan produksi hingga 2025, perusahaan minyak besar lebih berfokus pada pembelian saham kembali dan akuisisi daripada eksplorasi baru. Secara keseluruhan, permintaan global yang melemah dan perubahan struktural menuju energi terbarukan membuat pasar minyak semakin kompleks dan menantang.

Kesimpulan:


Secara keseluruhan, harga emas, perak, dan minyak terus dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik, kebijakan moneter AS, dan perubahan ekonomi global. Emas dan perak tetap menjadi pilihan safe haven di tengah ketidakstabilan global, meskipun potensi kenaikan harga keduanya dibatasi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga dan kekuatan dolar AS, yang menurunkan permintaan dari investor internasional. Meskipun faktor geopolitik meningkatkan daya tarik logam mulia, tekanan dari kebijakan moneter yang ketat dan proyeksi inflasi yang terkendali menahan momentum bullish jangka pendek.

Untuk minyak, prospek jangka pendek lebih optimis, didorong oleh gangguan produksi global dan pelemahan dolar AS yang meningkatkan daya beli internasional. Namun, proyeksi jangka panjang lebih terbatas, mengingat perkiraan surplus pasokan global akibat permintaan yang melambat, terutama dari China, serta peralihan dunia menuju energi bersih yang mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pasar komoditas energi tetap dinamis, dan perusahaan minyak perlu mengadopsi strategi adaptif untuk menghadapi perubahan struktur permintaan global dan tantangan lingkungan.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan konsulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

For more information or participation inquiries, feel free to contact our hotline: 0818-0454-4489 (Surabaya), 

0811-1534-489 (Jakarta),

0817-4890-999 (Tangerang), 

or visit the nearest Quotient Center. Spaces are limited. (*) 

Harga Emas, Perak, dan Minyak Terjun Bebas: Apakah Kebijakan AS Penyebab Utama?

November 16, 2024

 


Penulis: Devin Emilian  

Minyak (USO)
Harga minyak mentah mengalami tekanan selama seminggu terakhir dan hampir dipastikan akan mencatatkan kerugian mingguan lainnya. Minyak jenis Brent tercatat diperdagangkan pada harga $71.63 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di $67.82 per barel. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan di sektor pengolahan minyak di China, yang mencatat penurunan pemrosesan sebesar 4,6%. Beberapa kilang di China menghentikan sementara operasinya atau mengurangi produksinya, yang turut memperlemah harga minyak.

Selain itu, data dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan penurunan besar dalam stok bensin dan distilat di AS, namun stok minyak mentah justru bertambah sebesar 2,1 juta barel minggu lalu, sehingga tetap menekan harga. Penguatan Dolar AS setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden turut memengaruhi harga minyak karena Dolar yang kuat membuat komoditas yang diperdagangkan dalam Dolar lebih mahal bagi pembeli internasional. Dengan proyeksi surplus pasokan minyak pada tahun 2025, serta revisi permintaan global yang lebih rendah dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional (IEA), tren untuk ETF USO menunjukkan kondisi downward. Momentum penurunan harga ini didorong oleh lemahnya permintaan global serta penguatan Dolar AS.

Iran, dalam konteks ini, telah mengantisipasi kemungkinan sanksi yang lebih ketat dari AS di bawah kepemimpinan Trump. Menteri Perminyakan Iran, Mohsen Paknejad, menegaskan kesiapan Iran untuk mempertahankan produksi minyak sekitar 3,2 juta barel per hari, dengan fokus ekspor ke China yang mendapat potongan harga hingga 15%. Hal ini menunjukkan ketahanan Iran menghadapi sanksi, yang tetap memicu tekanan lebih lanjut pada pasokan global.

Emas (GLD)
Harga emas terus mengalami penurunan tajam, dengan ETF GLD kini berada di posisi terendah sejak awal November setelah mengalami penurunan sekitar 5%. Di pasar berjangka, kontrak emas untuk pengiriman Desember jatuh sekitar 1.08% di India, dan kontrak emas global di Comex turun sekitar $29.10 per ounce. Tekanan ini terutama dipicu oleh penguatan Dolar AS yang signifikan pasca-kemenangan Trump, yang mendorong harapan kebijakan ekonomi ekspansif dan mengangkat indeks Dolar ke level tertinggi dalam setahun terakhir.

Tidak hanya hal tersebut, meningkatnya pendapatan obligasi Amerika Serikat membuat anjlok ketertarikan kepada emas selaku aset safe haven sebab emas memberikan nilai yang berbeda dari obligasi. Inflasi AS yang bertahan di atas target 2% dari Federal Reserve turut meningkatkan kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak segera dilakukan, semakin menekan harga emas. Dengan kondisi ini, tren untuk GLD berada dalam posisi downward, dipengaruhi oleh penguatan Dolar AS dan kemungkinan penundaan pemotongan suku bunga oleh The Fed.

Perak (SLV)
Harga perak juga tertekan selama seminggu terakhir. ETF SLV mencatat penurunan lebih dari 2%, mengikuti penurunan harga emas. Harga perak turun sekitar $2.310 per kilogram di pasar India dan turun sekitar 2% di pasar global. Penyebab utama penurunan harga perak adalah serupa dengan emas, yaitu penguatan Dolar AS pasca-kemenangan Trump serta kenaikan imbal hasil obligasi AS. Penguatan Dolar AS membuat komoditas logam seperti perak lebih mahal bagi pembeli internasional, sehingga mengurangi daya tariknya sebagai investasi safe haven. Tren SLV saat ini berada dalam kondisi downward, dengan momentum penurunan didorong oleh peningkatan imbal hasil obligasi dan apresiasi Dolar AS.

Kesimpulan
Pasar komoditas global, khususnya emas, perak, dan minyak, menghadapi tantangan berat dari faktor-faktor makroekonomi yang dipengaruhi oleh politik dan kebijakan ekonomi AS. Kemenangan Donald Trump telah memperkuat Dolar AS dan meningkatkan imbal hasil obligasi, sehingga harga logam mulia mengalami tekanan. Sementara itu, minyak masih menghadapi ketidakpastian permintaan, khususnya dari China, meskipun penurunan stok bensin dan distilat di AS menjadi tanda permintaan domestik yang tetap ada.

Geopolitik juga memengaruhi dinamika pasar minyak, terutama dengan kesiapan Iran untuk mengatasi pembatasan ekspor yang diperketat melalui peningkatan ekspor ke China. Untuk logam mulia, investor mungkin mempertimbangkan strategi seperti dollar-cost averaging untuk akumulasi jangka panjang di tengah penurunan harga emas dan perak ini. Sedangkan bagi investor minyak, penting untuk memantau kebijakan ekonomi AS dan perkembangan permintaan global karena ketidakpastian permintaan dan ancaman surplus pasokan di masa depan. (*) 

Emas Siap Melampaui $3.000 karena Kekhawatiran Inflasi dan Ketidakpastian Global

November 14, 2024


Press release qfund 14 nov

Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)

Harga emas telah naik hampir 40% sejak awal tahun, melampaui indeks ekuitas pasar maju utama seperti S&P 500. Kinerja yang kuat ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, tetapi UBP mempertahankan sikap konstruktif terhadap emas, dengan meyakini emas akan naik ke level di atas USD 3.000 per ons dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini disebabkan oleh pemerintah ekonomi maju yang menjalankan defisit anggaran yang besar dan tingkat utang yang tinggi, yang dapat menyebabkan tingkat inflasi tren yang lebih tinggi. Risiko geopolitik tetap tinggi, yang mengakibatkan bank sentral pasar berkembang meningkatkan cadangan emas mereka. Investor ritel meningkatkan alokasi mereka terhadap emas, terutama dari konsumen Tiongkok dan India. Permintaan emas fisik juga meningkat, dengan tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2025. Logam mulia layak diintegrasikan ke dalam portofolio, dengan ukuran alokasi apa pun bergantung pada alokasi aset dasar investor dan konteks ekonomi saat ini. Berbagai metode untuk mendapatkan eksposur terhadap emas meliputi pembelian koin atau batangan fisik, ETF yang didukung emas (GLD), emas finansial (XAU), opsi over-the-counter, dan emas berjangka. 


Perak (SLV)

Perak menghadapi resistensi di dekat $31, karena permintaan meningkat namun kekuatan dolar menciptakan hambatan untuk keuntungan yang berkelanjutan. Permintaan perak industri, didorong oleh energi hijau dan elektronik, diproyeksikan akan meningkat 7% pada tahun 2024, mendekati 700 juta ons. Defisit perak yang persisten, sekarang sudah masuk tahun keempat, mungkin terus mendukung harga karena permintaan melebihi pertumbuhan pasokan. Permintaan global didorong oleh energi hijau, otomotif, dan elektronik. Permintaan industri global untuk perak diperkirakan akan tumbuh sebesar 7% pada 2024, melebihi 700 juta ons untuk pertama kalinya. Penurunan investasi fisik, namun aliran ETP meningkat. Kekuatan dolar dan stimulus China mempengaruhi prospek perak. Peramalan jangka pendek perak bergantung pada penembusan resistensi di $31. 03. 


Minyak (USO)

Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat turun sebesar 777. 000 barel untuk minggu yang berakhir pada 1 November, menurut American Petroleum Institute (API). Analis memperkirakan akan terjadi penambahan sebesar 1,0 juta barel. Pada minggu sebelumnya, API melaporkan penambahan persediaan minyak mentah sebesar 3,132 juta barel. Sejauh ini tahun ini, persediaan minyak mentah telah turun hampir 4 juta barel sejak awal tahun, menurut data API.


Departemen Energi (DoE) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve (SPR) naik 0,6 juta barel pada 8 November. Persediaan SPR sekarang berada di 387,8 juta barel, sekitar 41 juta di atas level terendah beberapa dekade yang lalu, namun 247 juta di bawah saat Presiden Biden menjabat.


Persediaan bensin naik sebesar 312. 000 barel kali ini dibandingkan dengan penurunan 928. 000 barel minggu sebelumnya. Penyulingan yang tersedia meningkat sejumlah 1,136 juta barel, serta dapat dilihat adanya penyusutan 852. 000 barel minggu sebelumnya. Persediaan Cushing turun 1,859 juta barel menurut data API, setelah naik 1,724 juta barel minggu sebelumnya.


Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan konsulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

For more information or participation inquiries, feel free to contact our hotline: 0818-0454-4489 (Surabaya), 

0811-1534-489 (Jakarta),

0817-4890-999 (Tangerang), 

or visit the nearest Quotient Center. Spaces are limited.

Cadangan Emas Rusia Capai Rekor Tertinggi Sementara Perak dan Minyak Hadapi Tekanan

November 13, 2024

 


Global Financial Quotient Fund Indonesia, Jakarta, 12 November 2024

Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)
Pada bulan Oktober, cadangan emas Rusia mencapai rekor tertinggi sebesar $207,7 miliar, dengan emas mencapai 32,9% dari cadangan internasionalnya, persentase tertinggi sejak November 1999. Persentase emas dalam cadangan tertinggi sepanjang masa adalah 56,9% pada bulan Januari 1993, sedangkan yang terendah adalah 2,1% pada bulan Juni 2007. Meskipun demikian, cadangan internasional Rusia secara keseluruhan turun sedikit dari $633,7 miliar pada bulan September menjadi $631,6 miliar pada bulan Oktober.

Perak (SLV)

Pada sesi Amerika Utara hari Senin, harga perak (XAG/USD) turun di bawah level support penting $31,00. Penurunan ini disebabkan oleh menguatnya Dolar AS (USD) menyusul kemenangan Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden AS. Janji Trump untuk menaikkan tarif impor dan menurunkan pajak perusahaan akan menyebabkan defisit fiskal dan inflasi yang lebih tinggi, yang menyebabkan Federal Reserve (Fed) mengambil sikap yang lebih agresif terhadap suku bunga. Akibatnya, dampaknya akan positif bagi Dolar AS (USD) dan imbal hasil obligasi, sehingga kepemilikan aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti perak menjadi kurang menarik dibandingkan dengan aset yang memberikan bunga.

Minyak (USO)

Permintaan yang lemah di Tiongkok akan mengakibatkan pasokan yang lebih rendah dari eksportir minyak mentah terkemuka dunia, Arab Saudi, ke Tiongkok pada bulan Desember. Penurunan ini terjadi meskipun Arab Saudi menurunkan harga jual resminya untuk minyak mentah yang dimuat pada bulan Desember untuk Asia. Desember akan menjadi bulan kedua berturut-turut pengiriman Saudi ke Tiongkok berkurang, dengan perkiraan total 36,5 juta barel, turun dari 37,5 juta barel yang diharapkan bulan ini dan 46 juta barel pada bulan Oktober. Penurunan pasokan juga akan menjadi volume bulanan terendah sejak Juli. Perusahaan milik negara Tiongkok seperti PetroChina, Sinopec, dan Sinochem diperkirakan akan mengangkat lebih sedikit kargo dari Arab Saudi. Impor minyak mentah Tiongkok mengecewakan tahun ini karena berkurangnya kapasitas di kilang PetroChina dan lemahnya permintaan dari penyuling independen Tiongkok. Permintaan yang lebih lemah ini mungkin telah berkontribusi pada keputusan kelompok OPEC+ untuk menunda pelonggaran pemotongan produksi hingga Januari 2025.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan konsulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

For more information or participation inquiries, feel free to contact our hotline: 0818-0454-4489 (Surabaya), 

0811-1534-489 (Jakarta),

0817-4890-999 (Tangerang), 

or visit the nearest Quotient Center. Spaces are limited.

Pengaruh Presiden Trump terhadap industri minyak dan logam mulia

November 09, 2024


Global Financial Quotient Fund Indonesia,

Jakarta, 7 November 2024

Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)


Bank sentral Tiongkok telah menahan diri untuk membeli emas sebagai cadangannya selama enam bulan berturut-turut pada bulan Oktober, meskipun cadangan emas meningkat menjadi $199,06 miliar dari $191,47 miliar pada akhir September. Hal ini terjadi karena harga emas melonjak sebesar 33% tahun ini, kenaikan tahunan terbesar sejak 1979. World Gold Council memperkirakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral global akan melambat pada tahun 2024 tetapi tetap di atas level sebelum tahun 2022. Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) telah menghentikan pembelian emas selama 18 bulan pada bulan Mei, yang menunjukkan keinginan untuk harga emas yang lebih baik. Porsi emas dalam keseluruhan cadangan PBOC mencapai 5,7% pada akhir Oktober.


Perak (SLV)


Perak telah berjuang untuk mengimbangi emas selama setahun terakhir, dengan logam kuning mencapai beberapa rekor tertinggi sementara logam abu-abu tetap berada di bawah $30/oz. Namun, analis memperkirakan bahwa hal ini dapat berubah pada tahun 2025, dan rasio emas/perak akan mulai menurun dari titik tertingginya baru-baru ini. Emas tetap menjadi favorit investor untuk melindungi portofolio terhadap berbagai risiko, tetapi peralihan dari 'soft landing' ke 'no landing' menunjukkan adanya keseimbangan yang lebih baik antara sikap defensif dan paparan terhadap pertumbuhan ekonomi. Perak secara historis berkorelasi kuat dengan emas, sementara lebih mampu memperoleh manfaat dari permintaan industri yang meningkat. Emas telah muncul sebagai cara yang lebih disukai untuk melindungi risiko di tengah ketegangan geopolitik, dengan permintaan yang terus kuat di tengah berbagai peristiwa risiko dan penurunan suku bunga kebijakan secara global. Namun, perak bukan satu-satunya logam mulia yang harganya menunjukkan hubungan terbalik dengan penghindaran risiko. Karena emas terus meningkat, investor mungkin mempertimbangkan untuk menambahkan perak ke portofolio yang mempertahankan sejumlah besar sikap defensif sementara juga secara bertahap menambah kemampuan portofolio ini untuk memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Rasio harga emas-perak sebagian besar dibatasi dalam kisaran 75-90 sejak Juli 2020, dengan harga emas dan perak naik sekitar 70% selama waktu tersebut. Perak juga merupakan komoditas yang kuat karena akan "mendapat keuntungan dari permintaan berlebih." Data terkini dari AS menunjukkan kemungkinan yang lebih besar dari skenario 'tidak ada pendaratan', dengan suku bunga yang lebih rendah, terutama di Tiongkok, yang memicu pemulihan moderat dalam beberapa bulan mendatang.

(USO)


Harga minyak bumi berpotensi mengalami kenaikan dan saham energi surya dan bersih mengalami penurunan signifikan menyusul kemenangan Donald Trump atas Kamala Harris, yang meningkatkan kekhawatiran di kalangan pedagang bahwa pemerintahan yang baru akan melemahkan dukungan untuk industri surya dan bentuk energi rendah karbon lainnya. Yang paling merugi adalah Sunnova Energy, JinkoSolar, dan SolarEdge Technologies. Trump telah berulang kali mengecam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang bersejarah, dengan menyebutnya sebagai "kenaikan pajak terbesar dalam sejarah." IRA, yang ditandatangani oleh pemerintahan Biden, memungkinkan perusahaan energi terbarukan untuk mendapatkan keuntungan dari keringanan pajak dan subsidi senilai $369 miliar untuk energi bersih. Namun, kurang dari setengah dari 230 fasilitas yang dijadwalkan akan dimulai pada akhir tahun 2024 akan melewati batas waktu, yang berarti bahwa lebih dari 60% investasi IRA akan bergantung pada pemerintahan Trump. Dengan GOP yang akan menguasai Senat dan DPR, Kongres yang bersatu dapat menyebabkan malapetaka bagi RUU tanda tangan Biden.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

Harga logam mulia mulai turun?

November 04, 2024


Global Financial Quotient Fund Indonesia,

Jakarta, 4 November 2024

Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)


Permintaan emas mencapai lebih dari $100 miliar, emas mundur karena pedagang mengambil keuntungan, dan pembelian emas India yang penuh semangat terus berlanjut. Emas (XAU) turun di bawah $2750 setelah reli menuju level tertinggi historis, menyoroti volatilitas pada logam mulia. Para analis memantau dengan ketat level-level support untuk menilai apakah momentum bearish akan berlanjut. Jika emas bertahan di bawah $2715, harga bisa turun lebih lanjut menuju zona support utama berikutnya antara $2675 dan $2685, yang merupakan area teknis kunci di mana minat beli mungkin muncul. Penembusan di bawah level ini dapat menandakan peningkatan tekanan jual, menambah kerugian emas baru-baru ini.

Perak (SLV)


Perak turun hampir 4% pada 31 Oktober 2024, dan pendorong utama penurunannya adalah indeks volatilitas VIX. Perak adalah salah satu penurunan terkuat, dengan semua logam mulia turun kecuali tembaga, yang naik tajam. VIX adalah pasar terkuat hari itu, menciptakan volatilitas di sebagian besar aset berisiko seperti logam dan pasar lainnya.

Perak sekarang kembali menguji level breakout-nya, menguji tertinggi musim panas sekitar 32,7 USD/oz dalam futures perak. 

VIX juga bullish menjelang pemilihan umum AS, mengindikasikan pola bearish untuk pasar dan logam. Dinamika antar pasar antara VIX dan perak juga berkontribusi pada penurunan perak.

Minyak (USO)


Korelasi tradisional antara harga minyak dan imbal hasil Treasury 10-tahun telah melemah sejak pemotongan suku bunga Federal Reserve pada September, dengan imbal hasil naik tajam sementara harga minyak mengalami volatilitas. Kenaikan imbal hasil Treasury jangka panjang didorong oleh kekhawatiran atas keberlanjutan fiskal AS, terutama dengan meningkatnya utang nasional. Pasar telah mulai memperhitungkan "Premia Trump" di pasar obligasi, karena suku bunga jangka panjang terlepas dari ekspektasi Fed dan harga minyak.

Pergerakan harga minyak didorong oleh peristiwa geopolitik, pasang surut premi risiko perang, dan kekhawatiran tentang permintaan global yang lemah dan kelebihan pasokan minyak yang akan segera terjadi. Imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan minggu ini, naik lebih dari 60 basis poin dari level terendah 16 bulan pada September, tepat sebelum pemotongan suku bunga pertama Fed.

Pasar semakin memperhitungkan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, yang diperkirakan akan meningkatkan utang nasional AS yang besar jika pemotongan pajak yang dijanjikan diterapkan. Kepresidenan Kamala Harris juga diperkirakan akan meningkatkan beban utang AS, meskipun beberapa pihak berpendapat tidak sebanyak pemerintahan Trump

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489 (**) 

Perak menggantikan emas sebagai logam mulia yang diminati dalam festival Deepavali tahun ini

November 01, 2024

 


Global Financial Quotient Fund Indonesia,

Jakarta, 31 October 2024

Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)


JAKARTA,BeritaKilat.com - Permintaan emas, termasuk investasi OTC, meningkat sebesar 5% YoY menjadi 1.313 ton, rekor untuk kuartal ketiga. Pertumbuhan ini tercermin dalam harga emas, yang mencapai rekor tertinggi baru selama kuartal tersebut. Nilai permintaan melonjak 35% YoY menjadi melebihi US$100 miliar untuk pertama kalinya. Aliran masuk ETF emas global merupakan pendorong utama pertumbuhan, dengan Q3 menjadi kuartal positif pertama sejak Q1'22. Investasi batangan dan koin turun 9% YoY, dengan kuartal yang kuat di India. Konsumsi perhiasan emas turun 12% YoY, tetapi permintaan meningkat, mencapai lebih dari US$36 miliar. Pembelian bank sentral melambat pada Q3, tetapi pembelian y-t-d sejalan dengan 2022. AI terus mendukung penggunaan emas dalam teknologi, tumbuh 7% YoY. Harga emas LBMA terus menembus rekor tertinggi berturut-turut selama Q3, dengan harga rata-rata 28% lebih tinggi YoY pada US$2.474/oz. Arus investasi merupakan kunci kinerja emas pada Q3, dengan penurunan suku bunga, ketidakpastian geopolitik, diversifikasi portofolio, dan pembelian momentum menjadi pendorong utama.


Perak (SLV)


Perak telah menjadi logam mulia yang paling dicari di India, dengan penjualan meningkat 30-35% tahun ini meskipun harga emas 40% lebih tinggi dari Dhanteras terakhir. Ini adalah pertama kalinya pasar perhiasan India melihat permintaan sebesar itu, karena banyak pembeli beralih ke perak daripada emas. Harga emas yang tinggi menghalangi banyak pembeli, mendorong mereka untuk melihat perak sebagai gantinya. Permintaan industri yang tinggi untuk perak, terutama dari produsen EV yang sedang booming, menjadikannya logam mulia yang paling dicari saat ini.

Penjualan perak turun 15% menjadi sekitar 35-36 ton dibandingkan dengan 42 ton pada musim liburan terakhir. Namun, karena kenaikan harga rata-rata logam kuning sebesar 30%, penjualan dalam hal nilai lebih tinggi pada hampir Rs 28.000 crore dari sekitar Rs 24.000-25.000 crore tahun lalu. World Gold Council memproyeksikan bahwa permintaan emas India bisa mencapai level terendah empat tahun pada 2024 karena reli harga yang memecahkan rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya. Harga emas di NYMEX melampaui angka $2.800 per ounce untuk pertama kalinya dalam sejarah, dipengaruhi oleh ketidakpastian global, pemilihan AS, bank sentral, dan industri energi surya. Permintaan emas di India bisa mencapai antara 700 ton dan 750 ton pada 2024, terendah sejak 2020 dan turun dari 761 ton tahun lalu.


Minyak (USO)


Serangan Israel terhadap pertahanan udara Iran di dekat fasilitas energi menimbulkan kekhawatiran tetapi menghindari infrastruktur minyak langsung. Standard Chartered percaya bahwa pasar meremehkan risiko serangan terhadap infrastruktur energi Iran setelah pemilihan presiden AS.

Harga minyak mentah benchmark turun dalam penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari dua tahun setelah Israel meluncurkan serangan balasan terbatas terhadap Iran tetapi sebagian besar menghindari fasilitas energi, sehingga mengurangi kekhawatiran akan gangguan pasokan global. Israel terutama membombardir sistem pertahanan udara dan situs produksi rudal di tiga provinsi Iran, dengan para analis mengatakan kurangnya serangan terhadap infrastruktur minyak atau fasilitas nuklir membuka pintu bagi kedua belah pihak untuk mengurangi konflik.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meredakan retorika perang dengan menahan diri dari pembicaraan tentang pembalasan segera. Namun, analis komoditas di Standard Chartered telah mengambil pandangan yang lebih nuansa terhadap situasi tersebut, mencatat bahwa kerusakan pada pertahanan udara di infrastruktur energi Iran telah meningkatkan kerentanan mereka terhadap serangan di masa depan. Harga minyak telah memangkas beberapa kerugian besar hari Senin, dengan Brent crude untuk pengiriman Desember naik 2,1% menjadi diperdagangkan pada $72,50 per barel dan kontrak WTI crude yang sesuai naik 2,0% menjadi diperdagangkan pada $68,62 per barel.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

ALVIN LIM AJARKAN KECERDASAN KEUANGAN UNTUK CIPTAKAN GENERASI KAYA

Oktober 29, 2024



Pers Release Quotient Fund, Jakarta 29 Oktober 2024  

JAKARTA, BeritaKilat.com - Quotient Fund yang didirikan dan mulai bergerak sejak 1 September 2024 saat ini sudah berkembang pesat. Seminar kecerdasan keuangan yang diajarkan oleh pengacara kondang Alvin Lim berhasil menciptakan generasi baru dengan kemampuan menciptakan mesin pencetak uang masa depan melalui Trading Options di pasar Amerika Serikat. 

Alvin Lim menyampaikan sudah lebih dari 150 orang mengikut seminar kecerdasan keuangan yang diajarkan dari dasar dan mayoritas sudah memiliki mesin keuangan yang menghasilkan pasif income untuk keluarga mereka. "Perubahan jaman mendorong masyarakat untuk belajar kecerdasan keuangan masa depan. Mereka yang menolak untuk ikut perkembangan jaman akan jatuh miskin. Konglomerat masa lalu akan berubah dan diganti oleh manusia cerdas keuangan dan mengikuti perkembangan jaman. Ilmu yang saya ajarkan di kelas kecerdasan keuangan tidak akan pernah diperoleh dari kelas di bangku sekolahan. Kecerdasan keuangan penting bagi mereka yang ingin kaya dan sukses secara keuangan." 

Ilmu kecerdasan keuangan yang diajarkan Alvin Lim adalah hasil kinerja dan pengalaman kerja sebagai Wakil Presiden Bank di Amerika selama 10 tahun lebih. Alvin Lim juga dikenal sebagai jebolan UC Berkeley major Ekonomi dan S2 di UC Boulder di Amerika jurusan Perbankan. "Training Kecerdasan keuangan mengajari bagaimana mengunakan uang, menimbang resiko dan profit, pengunaan kredit bank serta bagaimana menghasilkan mesin pencipta uang. Juga bagaimana bisa menghasilkan 100% dalam waktu 1 hari dan menganalisa transaksi keuangan." Tutup Alvin Lim. 

Bagi yang ingin ikut serta bisa menghubungi 

Hotline 0818 0454 4489 (Surabaya), 08111534489 (Jakarta) dan 0817-489-0999 (Tangerang), atau mendatangi Quotient Center terdekat, tempat terbatas. (*) 

Apakah Rusia dan BRICS akan medirikan saingan London Metal Exchange?

Oktober 26, 2024


Global Financial Quotient Fund Indonesia,

Jakarta, 25 October 2024

Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)


Rusia tengah berdiskusi dengan negara-negara BRICS lainnya untuk mendirikan bursa logam mulia internasional yang bertujuan untuk memastikan harga yang wajar dan meningkatkan perdagangan antarnegara anggota, menurut Menteri Keuangan Anton Siluanov. Prakarsa ini disorot selama pertemuan BRICS di Kazan, di mana para pemimpin mencari alternatif untuk infrastruktur keuangan Barat yang ada yang menyumbang sebagian besar ekonomi global. Bursa yang diusulkan akan menciptakan indikator harga, standar produksi, dan mekanisme akreditasi, memposisikannya sebagai pesaing platform Barat seperti London Metal Exchange. Langkah ini dipandang sebagai cara untuk melindungi perdagangan dari sanksi yang memengaruhi anggota BRICS, khususnya Rusia dan Iran, yang keduanya merupakan produsen utama logam mulia, bersama dengan perusahaan besar seperti Nornickel dan Polyus, meskipun sanksi Barat yang ada memengaruhi operasi mereka.

Perak (SLV)


Harga perak rebound pada hari Kamis setelah aksi jual yang signifikan, mencapai puncak kecil 34,87, tepat di bawah level resistensi utama 35,40. Penurunan di bawah 33,42 dapat mengonfirmasi puncak kecil dan menyebabkan peningkatan tekanan jual menuju level support di 32,52, tetapi pasar secara keseluruhan tetap bullish. Kemunduran dolar dari tertinggi baru-baru ini, bersama dengan komentar dari pejabat Federal Reserve yang menyarankan pendekatan bertahap terhadap penurunan suku bunga, telah memengaruhi pola perdagangan, terutama dengan melemahnya yen Jepang. Perak terus didukung oleh permintaan institusional yang kuat dan pembelian signifikan dari bank sentral, terutama karena ketegangan geopolitik meningkat menjelang pemilihan AS. Meskipun ada kekhawatiran tentang keberlanjutan reli baru-baru ini, kondisi pasar yang menguntungkan menunjukkan potensi pertumbuhan harga yang berkelanjutan selama perak tetap di atas level support utama.

Minyak (USO)


Pada bulan Agustus 2024, pendapatan ekspor minyak Arab Saudi turun 15,5% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai $17,4 miliar, level terendah dalam lebih dari tiga tahun, terutama karena penurunan harga minyak dan melemahnya permintaan global, khususnya dari Tiongkok. Pendapatan juga turun 6% dari Juli 2024, karena keseluruhan ekspor barang dagangan turun 9,8%, yang mencerminkan penurunan pangsa minyak dari total ekspor dari 75,1% menjadi 70,3%. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini termasuk kendala pasokan yang berkelanjutan dan kekhawatiran pasar terkait konflik Iran-Israel. Namun, perkiraan menunjukkan bahwa ekonomi Saudi dapat bangkit kembali pada tahun 2025, dengan proyeksi pertumbuhan 4,4% karena OPEC+ berencana untuk membalikkan pemotongan produksi, yang berpotensi merevitalisasi pendapatan ekspor minyak.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489 (*/red) 

Harga emas di All Time High namun penjualan emas di Tiongkok malah menurun

Oktober 23, 2024


Global Financial Quotient Fund Indonesia,

Jakarta, 23 October 2024

Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)


Permintaan emas di pengecer perhiasan Tiongkok tetap rendah meskipun harga produk baru-baru ini melonjak karena harga emas spot mencapai rekor tertinggi baru sebesar USD2.754,01 per ons. Produk emas dijual eceran dengan harga lebih dari CNY800 per gram di jaringan toko perhiasan utama Tiongkok. Namun, bisnis di toko eceran perhiasan Shanghai tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya karena harga emas yang tinggi. Kinerja jaringan toko eceran perhiasan emas Tiongkok yang terdaftar juga menurun, dengan pendapatan ritel Lukfook Jewellery turun 25% pada kuartal yang berakhir pada 30 September, dan penjualan produk emas di toko yang sama turun 35% dalam nilai dan 52% dalam volume. Pada kuartal kedua tahun ini, hanya 860.000 ton perhiasan emas yang terjual di pasar Tiongkok, rekor terendah sejak 2009.

Perak (SLV)


Harga perak naik lebih tinggi dari harga emas tahun ini, terbukti dari peningkatan rasio emas/perak hingga hampir 90 pada bulan Agustus dan September. Rasio harga berfluktuasi pada sekitar 85 selama lebih dari sebulan, yang menunjukkan bahwa investor memandang perak sebagai alternatif yang lebih murah daripada emas. Harga perak naik lebih dari 6% pada hari Jumat, mencapai lebih dari $34 per troy ounce, level tertinggi dalam hampir 12 tahun. Rasio emas/perak turun menjadi 80, level terendah sejak pertengahan Juli, yang menunjukkan harga perak naik lebih tinggi daripada emas tahun ini. Kenaikan lebih dari 40% akan menandai kenaikan tahunan terkuat sejak tahun 2020.

Minyak (USO)


Sentimen bearish di pasar minyak telah turun ke level yang terakhir terlihat selama krisis keuangan global 2008, dengan tema utama berupa pendaratan keras makroekonomi, melemahnya permintaan minyak yang ekstrem, dan kekhawatiran pasar minyak yang kelebihan pasokan pada tahun 2025. Smart Money bertaruh besar terhadap energi bersih sambil mengambil posisi beli bahan bakar fosil, dengan industri dana lindung nilai senilai $5 triliun memegang posisi beli bersih minyak, gas, batu bara tetapi memegang posisi jual bersih baterai, tenaga surya, kendaraan listrik, dan hidrogen. Hal ini telah menyebabkan momentum terhadap energi terbarukan, dengan Indeks Energi Bersih Global S&P kehilangan hampir 60% nilainya sejak puncaknya pada tahun 2021. Di sektor tenaga surya, posisi jual bersih melebihi posisi beli bersih untuk 77% perusahaan pada kuartal ketiga, dengan dana lindung nilai khawatir bahwa dominasi Tiongkok mempersulit pesaing barat untuk mendapatkan daya tarik. Perusahaan tenaga surya mencatat jumlah tertinggi dalam pembiayaan utang dalam satu dekade selama paruh pertama tahun 2024, dengan investor tidak melakukan investasi karena suku bunga tinggi, tarif impor Tiongkok, dan pemilihan presiden AS yang akan datang.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489 (*/red) 

Global Financial Quotient Fund Indonesia :Emas membuat rekor baru lagi……

Oktober 17, 2024


Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)


Jakarta, BeritaKilat.,om -  Harga emas sedang melonjak tajam dan diperkirakan akan terus naik, mencapai rekor baru sebesar $2.917 per ons pada akhir Oktober 2025. Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS, membuat emas menjadi aset safe-haven yang menarik bagi investor. Meskipun potensi kenaikan suku bunga dan penguatan dolar AS dapat menjadi hambatan, namun ekspektasi penurunan suku bunga dan perlambatan ekonomi AS cenderung mendukung kenaikan harga emas. Selain itu, aksi beli bank sentral dan kinerja emas yang kuat sepanjang tahun 2024 juga menjadi faktor pendorong.

Saat ini, harga emas spot telah mencapai $2.679,21 per ons, naik sekitar 30% sepanjang tahun ini. Kenaikan harga emas ini juga diikuti oleh kenaikan harga logam mulia lainnya, seperti perak yang naik 1,3%.

Perak (SLV)


Harga perak sedang mengalami kenaikan signifikan dan diperkirakan akan terus naik, mencapai level tertinggi multi-tahun baru. Saat ini, harga perak telah mencapai $32,96 dan diperkirakan akan menembus level resistensi berikutnya di $34,35. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor, seperti melemahnya pasar saham, penurunan imbal hasil obligasi, dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.

Para ahli memprediksi kenaikan harga perak yang lebih tinggi lagi dalam jangka panjang. Survei industri memperkirakan harga perak akan mencapai $45 per ons dalam 12 bulan ke depan. Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitik, dan meningkatnya minat investor terhadap aset safe-haven seperti perak.

Minyak (USO)


Persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan yang tidak terduga sebesar 1,58 juta barel dalam seminggu terakhir. Meskipun begitu, Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS justru mengalami peningkatan. Secara keseluruhan, persediaan minyak mentah AS telah menyusut 7 juta barel sejak awal tahun. Harga minyak mentah Brent dan WTI sedikit naik, namun masih mengalami penurunan mingguan sekitar $3 per barel.

Sementara itu, permintaan terhadap produk-produk minyak seperti bensin dan minyak sulingan meningkat, dibuktikan dengan penurunan persediaan masing-masing sebesar 5,926 juta barel dan 2,672 juta barel. Kondisi ini membuat persediaan bensin dan minyak sulingan saat ini berada di bawah rata-rata lima tahun. Persediaan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, juga mengalami kenaikan.

Secara singkat, data terbaru menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan minyak. Penurunan persediaan minyak mentah yang tidak terduga, di sisi lain peningkatan permintaan, mengindikasikan adanya dinamika pasar yang kompleks.

Angka-angka penting:

Penurunan persediaan minyak mentah: 1,58 juta barel

Kenaikan persediaan SPR: 1 juta barel

Penurunan total persediaan minyak mentah sejak awal tahun: 7 juta barel

Penurunan persediaan bensin: 5,926 juta barel

Penurunan persediaan minyak sulingan: 2,672 juta barel

Catatan: Data ini berasal dari American Petroleum Institute (API) dan dapat berbeda dengan data resmi dari Departemen Energi AS.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489 (*/red) 

Dinamika Permintaan Emas Global yang menarik

Oktober 15, 2024



Global Financial Quotient Fund Indonesia,

Jakarta, 15 October 2024

Penulis: Regen Lee

Emas (GLD)


Permintaan emas global pada paruh pertama tahun ini menunjukkan dinamika yang menarik. Tiongkok, sebagai konsumen emas terbesar dunia, mengalami penurunan 30% pada permintaan perhiasan akibat perlambatan ekonomi dan gejolak di sektor properti. Sebaliknya, permintaan investasi emas di Tiongkok justru melonjak 70% karena investor mencari aset aman. Di India, permintaan perhiasan juga sedikit menurun sebesar 5%, namun tidak sedrastis Tiongkok. Faktor-faktor seperti harga emas yang tinggi, musim panen yang kurang baik, dan pemilihan umum menjadi penyebabnya. Namun, permintaan investasi emas di India justru tumbuh pesat sebesar 42%. Untuk paruh kedua tahun ini, diperkirakan permintaan emas Tiongkok akan tetap lemah, sementara permintaan di India akan tumbuh lebih kuat sebesar 13% untuk perhiasan dan 18% untuk investasi. Secara keseluruhan, permintaan emas global diproyeksikan tumbuh positif sebesar 4%, meskipun dengan tingkat yang lebih moderat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Perak (SLV)


Sekitar 60% produksi perak berasal dari penambangan logam dasar, terutama sebagai produk sampingan dari timah, seng, dan tembaga. Pasar konsentrat seng dan tembaga diperkirakan akan mengalami defisit tahun ini. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi tambang seng dan meningkatnya kapasitas peleburan tembaga karena pasokan tambang meningkat. Biaya pengolahan spot yang ditawarkan oleh peleburan kepada penambang untuk hak melebur konsentrat logam telah jatuh ke wilayah negatif tahun ini. Ini menunjukkan pasar yang ketat untuk konsentrat tembaga dan seng. Akibatnya, pasokan perak produk sampingan dapat dibatasi, dan area pasokan perak lainnya juga menderita. Produksi perak Peru telah menurun secara stabil sejak 2017, terutama akibat penutupan tambang perak utama. Produksi tahunan pada tahun 2023 sebesar 97,8 moz lebih rendah 41 moz dibandingkan pada tahun 2017. Karena sebagian besar pasokan perak utama merupakan produk sampingan dari logam lainnya, hal ini sebagian besar tidak elastis terhadap harga perak dan defisit yang jelas antara pasokan dan konsumsi. Permintaan perak diperkirakan akan meningkat sebesar 2% tahun ini menjadi 1.219 moz, sementara pasokan, bersih dari daur ulang, diprediksi akan menyusut sebesar 1% tahun ke tahun 

Minyak (USO)


Harga minyak dunia mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari terakhir, dengan harga minyak mentah Brent turun 1,8% dan WTI turun 2,1%. Penurunan ini terutama didorong oleh melemahnya ekonomi Tiongkok, yang tercermin dari data inflasi September yang lebih rendah dari ekspektasi yaitu hanya 0,4%. Hal ini mengindikasikan penurunan permintaan minyak dari negara konsumen terbesar dunia. Selain itu, aktivitas penjualan singkat yang marak di pasar minyak juga turut menekan harga. Meskipun ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang biasanya mendorong kenaikan harga, pasar justru lebih fokus pada melemahnya permintaan global. Sentimen negatif ini sangat dominan dalam beberapa bulan terakhir, dengan banyak pelaku pasar yang masih bersiap untuk melakukan penjualan pendek minyak jika ada peluang.

Quotient Fund Indonesia adalah perusahaan consulting keuangan global, berkantor pusat di Quotient Center Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan dapat dihubungi di hotline 0811-1094-489

QUOTIENT FUND TARGET 100 MILYAR RUPIAH DI TAHUN PERTAMA

Oktober 14, 2024


JAKARTA, BeritaKilat.com - Quotient Fund Indonesia didirikan oleh Advokat vokal dan briliant Alvin Lim, SH, MH, MSc, CFP satu-satunya lawyer dengan license series 7 NASD, Amerika Serikat yang berijin resmi NYSE untuk trading saham dan options Amerika. Alvin Lim diketahui sebagai jebolan S1 Ekonomi University California, Berkeley dan S2 Perbankan, University Colorado Boulder dan CFP dari University of Colorado. 

Alvin Lim pernah bekerja sebagai mantan Vice President Bank of Amerika dan US Bank di San Fransisco, dan mendapatkan penghargaan dari walikota San Fransisco atas prestasinya mengelola akun Kota San Fransisco. Di kenal sebagai the best banker di Amerika dengan prestasi cemerlang, Alvin Lim diketahui bergaji 1Milyar sebulan. 

"Saya berikan the best trading strategi di Option, unbeatable strategi. Always Winner, never lose. Saya berikan tantangan berupa 150 juta bagi mereka yang ikut seminar saya dan jalankan strategi yang saya berikan apabila mengalami kerugian. Dengan syarat mereka mengikuti aturan dan strategi yang saya ajarkan. Saya jamin tidak mungkin rugi." Tegas Alvin Lim. 

Para peserta seminar yang sampai saat ini sudah batch 5, sekitar 150 orang tidak ada satupun mengalami kerugian setelah buka rekening dan ikuti trading Strategi dari Quotient Fund. "Seolah Arogan sekali Alvin Lim, mana ada trading saham/options tidak mungkin rugi? Tapi kenyataan 15 tahu trading tidak sekalipun ada transaksi rugi dengan strategi Bandar. Tidak percaya silahkan ikuti seminarnya dan trading, jika rugi saya ganti 10x biaya seminar. Jika benar untung 2-4% sebulan maka anda akan punya ilmu berinvestasi benar dan tidak pernah perlu ikut Investasi Bodong dan MLM. BUKTIKAN dan TERIMA TANTANGAN saya." Tutup Alvin Lim. 

Confident akan keberhasilan Quotient Fund, Alvin Lim menarget 100 Milyar Rupiah AUM (Aset Under Management) di tahun pertama. Kelas Options pun sudah Full Booked hingga bulan Februari 2025, karena berbondong-bondong masyarakat Indonesia, ingin membuktikan apakah benar ada investasi dengan return 24-48% setahun dan tidak mungkin rugi. Masyarakat bisa membayar 15 juta untuk 3 hari seminar options dan ikut tantangan 150 juta apabila rugi dalam trading strategi options sebagai Bandar yang diajarkan Alvin Lim. Untuk mendaftar bisa menghubungi Hotline 0818 0454 4489 (Surabaya), 08111534489 (Jakarta) dan 0817-489-0999 (Tangerang), tempat terbatas. (*/red) 

ALVIN LIM BERI TANTANGAN TERBUKA HADIAH 150JUTA BAGI YANG RUGI IKUT STRATEGI TRADING OPTIONS QUOTIENT FUND

Oktober 12, 2024

 


JAKARTA, BeritaKilat.com - Sudah 5 batch Trading Options Seminar di laksanakan dan ada lebih dari seratus orang ikut seminar. Di kelas diajarkan bagaimana cara buka rekening di Amerika dan bagaimana trading dengan benar. Dari peserta yang hadir, semua mendulang keuntungan dari strategi options yang diajarkan Alvin Lim mantan Vice President.  dan licensed trader Pasar Amerika. 

Roy salah satu peserta trading yang sudah buka rekening dan trading, sudah untung US$12.000 atau sekitar 250 juta rupiah. "1 bulan pertama saya dapat 4%, dan setiap minggu selalu dapat untung dari premi. Janji yang di berikan Alvin Lim benar terbukti. Uang profit sangat membantu kehidupan saya." 

Alvin Lim dalam keterangan media memberikan tantangan terbuka bagi masyarakat. "Selalu Untung dan ga mungkin rugi, tampak impossible tapi inilah, saya tantang masyarakat untuk ikut seminar saya dan pelajari strategi trading, nanti jika trading options dan rugi jika mengikuti strategi yang diajarkan, maka saya akan ganti 10x lipat 15 juta biaya seminar. Kenapa saya berani jamin? Karena saya trading dengan strategi Bandar ini tidak pernah rugi dan dana terus meningkat. Buktikan sendiri kebenarannya." 

Alvin Lim adalah pengacara beken yang vokal bersuara menengakkan keadilan, kini membuka jasa konsultasi keuangan dan memberikan strategi yang benar dan untung trading untuk mematikan investasi bodong. Quotient Fund Indonesia memberikan konsultasi keuangan dan pelatihan trading options pertama di Indonesia oleh Petinggi Perbankan Amerika. Diketahui Alvin Lim adalah jebolan UC Berkeley Amerika, salah satu universitas ternama Amerika dan mantan wakil Presiden bank terbesar di Amerika. (*/red) 

Translate